6 Cara Redakan Nafsu Makan dan Ngemil Berlebih

By , Jumat, 3 Juni 2016 | 20:00 WIB

Studi dari USDA Human Nutrition Research Center on Aging at Tufts University, menemukan bahwa 94 persen orang yang berdiet mengalami dorongan nafsu makan berlebih.

Dorongan inilah yang sering menggagalkan diet. Bagaimana caranya berdamai dengan dorongan tersebut. Berikut saran dari laura Slayton, R.D., pakar nutrisi di New York City, penulis buku The Little Book of Thin.

Atur dan kendalikan keinginan Anda

Godaan makanan ada di mana-mana, entah Anda menyadarinya atau tidak, kata Evan Forman, Ph.D., profesor Drexel University dan peneliti ahli perlaku godaan makanan di Lab for Innovations in Health-Related Behavioral Change.

Kita hidup di dunia yang berpusat pada kenikmatan termasuk salah satunya adalah makanan, jelas Forman. Jadi, yang harus dikontrol adalah sudut yang itu.

Caranya: Hindari makanan yang Anda dambakan di toko, bakery, restauran, atau pastry tempat makanan itu berada. Pilih rute jalan yang tidak melewati tempat-tempat tersebut. Jangan juga menyimpannya di rumah Anda, di sudut manapun.

Dengan tidak melihatnya, keinginan Anda akan berkurang atau bahkan lebih bagus lagi, Anda melupakannya.

Pergi tidur

Anda berisiko utama untuk ngemil berlebihan pada malam hari, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Obesity.

"Ini hasil dari sistem sirkadian Anda, yang mendorong nafsu makan saat matahari terbenam, memberitahu Anda untuk terus makan untuk menyimpan energi sampai makan berikutnya," jelas Steven Shea, Ph.D., dari Oregon Health dan Sciences University dan penulis senior studi tersebut.

Keinginan Anda mencapai puncak pada pukul 20 dan tetap tinggi sampai tengah malam. "Tidak cukup tidur juga memicu pelepasan hormon yang terkait dengan rasa lapar, yang dapat memicu keinginan makan berlebih di hari berikutnya.

Manfaatkan memori aroma

"Membayangkan aroma, seperti rumput yang baru dipotong atau bau hujan, mengambil alih tempat di otak Anda yang sebelumnya diduduki oleh keinginan makan atau ngemil berlebih," kata Forman.

"Fokus pada memori aroma selama beberapa menit akan mengusir kekuatan dorongan tersebut."

Katakan “nanti” pada diri Anda

Menunda kesenangan dapat meredakan intensitas keinginan yang berlangsung pada saat ini. Penelitian menunjukkan bahwa setelah beberapa saat berlalu, sangat mungkin keinginan makan dan ngemil Anda akan hilang. Kecuali memang tubuh Anda memerlukan asupan kalori tambahan.

Jangan melawannya

Akui bahwa Anda ingin cupcake, atau keripik, atau apa pun itu makanan lezat berlemak. Jangan mencoba untuk melawan perasaan itu, atau mengabaikannya, atau menghukum diri sendiri untuk keinginan tersebut.

Sebaliknya, akui keinginan itu ada dan 'berselancarlah' dengannya. Ini namanya teknik Zen. Seperti berselancar, jika Anda melawan gelombang, Anda akan panik dan kehabisan tenaga.

Sebaliknya, menarilah bersama ombak sampai ombak mereda. Hal ini perlu latihan beberapa lama, tapi asal rutin Anda pasti bisa.

Makan cukup

Tidak mengherankan, wanita yang mencoba untuk mengabaikan rasa lapar mereka memiliki hasrat kuat untuk makan atau ngemil berlebih di waktu makan berikutnya.

Sebuah studi dari Oregon Research Institute menemukan bahwa semakin banyak mengurangi kalori, semakin banyak aktivitas yang ada di bagian otak yang berhubungan dengan 'balas dendam' karena perut dibiarkan lapar. Dan balas dendam tersebut, biasanya berupa makanan berlemak dan manis dalam jumlah banyak.

Jadi, pastikan Anda cukup makan dengan menu seimbang yaitu, karbohidrat, lemak baik, protein, serat, vitamin dan nutrisi lainnya.

Asup protein

Kurang protein mendorong hasrat makan, kata sebuah studi di Wageningen University di Belanda. Orang dewasa normal butuh 50-80 gram protein perhari.

Riset membuktikan, bahwa kebutuhan protein tidak meningkat secara mencolok saat berolahraga. Latihan justru akan menghabiskan glikogen, kata Sanne Griffioen-Roose, penulis utama studi tersebut.

Pilih sumber protein yang baik seperti telur, dada ayam rebus tanpa kulit, kacang-kacangan dan biji-bijian.