Nationalgeographic.co.id—Tsunami, bencana dengan gelombang besar yang menyapu apa saja di daratan, sulit diprediksi dan mengantarkan peringatannya secara cepat. Para pegiat penyelamat bencana, hanya bisa memberikan prediksi untuk secepatnya memberikan peringatan adanya potensi.
Misalnya, Selasa (14/12/2021) lalu, ada gempa di Laut Flores. Karena titik lokasinya yang berada di laut, BMKG dengan sigap memberikan peringatan potensi adanya tsunami. Peringatan itu baru mitigasi, dan tidak ada gelombang besar yang menerjang Flores, Selayar, Sulawesi Selatan, dan Sumbawa.
Tapi apa yang bisa memprediksi tsunami dengan akurat? Para ilmuwan hanya bisa menunggu tanda-tandanya, bukan meramalnya. Seperti yang dilakukan para peneliti dalam Journal of Geophysical Research: Solid Earth, yang dipublikasikan Sabtu (18/12/2021).
Mereka menulis, tsunami bisa diprediksi satu atau dua menit lebih awal dari kenaikan gelombang di permukaan laut. Caranya dengan mengamati medan magnet yang diciptakan gelombang raksasa itu. Karena tsunami diketahui dapat menghasilkan medan magnet ketika ada perpindahan air laut yang konduktif lewat medan magnet bumi.
Sebenarnya, para ilmuwan sudah memperkirakan bahwa gangguan medan magnet, bisa jadi menjadi faktor yang berguna dalam sistem peringatan tsunami, berdasarkan tsunami. Tetapi, gangguan ini belum dikalkulasikan bersama dengan kenaikan permukaan laut saat ada tsunami di dunia nyata.