Temukan Ragam Fenomena Langit di Bulan Juli 2016

By , Kamis, 14 Juli 2016 | 12:30 WIB

Tidak banyak peristiwa astronomi yang terjadi di bulan Juli. Akan tetapi pengamat masih bisa menikmati kehadiran planet-planet yang bisa dilihat dengan mata tanpa alat. Selain itu ada hujan meteor delta Aquariid di penghujung bulan Juli.

Planet

Merkurius. Pada awal bulan Juli, planet Merkurius akan terbenam mendahului Matahari. Secara perlahan Merkurius akan tampak semakin dekat dengan Matahari sampai saat planet terdekat dengan matahari tersebut mengalami superior konjungsi.

Tanggal 7 Juli, saat Merkurius mengalami superior konjungsi, Merkurius akan tampak dekat dengan Matahari dan setelah itu akan secara perlahan menjauh dari Matahari seiring jarak sudut dengan Matahari yang semakin besar. Pengamat bisa menemukan Merkurius setelah matahari terbenam sampai dengan akhir Juli.

Venus. Planet Venus juga mengikuti jejak Merkurius dan terbenam setelah Matahari trbenam di sepanjang bukan Juli. Kamu bisa menemukan si bintang Kejora ini di langit barat setelah matahari terbenam. Pada tanggal 16 Juli, planet Venus dan Merkurius akan tampak berdekatan dengan jarak sudut sebesar 37’31” pada pukul 17:56 WIB. Venus akan tampak terang di langit dengan kecerlangan -3,37 magnitudo sementara Merkurius tampak lebih redup dengan kecerlangan -0,99 magnitudo. Venus lebih mudah ditemukan dibanding Merkurius, jika kamu kesulitan mencari pasangan ini. Pengamat juga bisa mengabadikan pasangan planet dekat Matahari tersebut.

Mars, Jupiter & Saturnus. Planet Jupiter, Mars dan Saturnus akan tampak di sepanjang bulan Juli. Di awal Juli, Jupiter dan Mars akan berada di sekitar Zenit pada saat Matahari terbenam.Pada tanggal 9 Juli, pukul 16:41 WIB, Jupiter hanya terpisah 49’ dari Bulan (pada sisi Utara). Dengan bantuan teropong, anda mungkin dapat menyaksikan hal ini, meskipun siang hari. Jika tidak, temukan pasangan Bulan – Jupiter setelah Matahari terbenam sampai keduanya terbenam pada kisaran pukul 22:00 WIB.

Uranus & Neptunus. Planet-planet lainnya akan terbit lebih malam, seperti Neptunus pada pukul 21:50 WIB dan Uranus pada pukul 00:41 WIB.

Planet Kerdil. Pluto akan terbit pada pukul 18:30 WIB dan pada tanggal 7 Juli akan berada pada Oposisi pukul 21:57 WIB. Selain Pluto, planet kerdil Makemake dan Haumea juga akan tampak. Untuk bisa mengamati planet-planet kerdil ini dibutuhkan teleskop.

Bulan

Awal bulan Juli akan ditandai dengan tidak adanya Bulan, karena sedang berada dalam fase Perbani akhir dan memasuki Bulan Baru. Sampai dengan tanggal 4 Juli, Bulan terbenam sebelum Matahari terbenam.

Tanggal 1 Juli, Bulan berada di perigee atau mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada jarak 366000 km.

Tanggal 4 Juli, Bulan memasuki fase Bulan Baru. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Tidak mudah menemukan Bulan karena tertutup cahaya Matahari. Pada tanggal 5 Juli, Bulan baru akan tampak pada setelah Matahari terbenam. Karena itu, awal bulan Juli merupakan saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Setelah Bulan muncul, jauh lebih mudah melakukan pengamatan pada planet-planet atau Bulan sendiri.

Tanggal 13 Juli, Bulan berada di titik apogee saat mencapai titik terjauh dari Bumi pada jarak 404300 km

Tanggal 20 Juli, Bulan memasuki fase purnama dan akan berada di atas cakrawala dari pukul 18:00 hingga pukul 06:45 esok harinya. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya.

Hujan Meteor Alpha Capricornid

Dimulai dari tanggal 3 Juli – 15 Agustus, hujan meteor Alpha Capricornid akan mencapai puncaknya pada tanggal 30 Juli. Seperti namanya, hujan meteor alpha Capricornid akan tampak muncul dari rasi Capricornus. Pengamat bisa menikmati kehadiran hujan meteor alpha Capricornid sepanjang malam dengan 5 meteor setiap jamnya.  Pada saat puncak, Bulan sedang berada pada fase Perbani akhir. Bulan sabit tipis di langit memberi kesempatan bagi para pengamat untuk menikmati hujan meteor alpha Capricornid. Hujan meteor ini terbentuk 3500 – 5000 tahun lalu dari pecahan komet 169P/NEAT.