Para Arkeolog Ungkap Bahwa Kera Telah Gunakan Peralatan Batu Selama 700 tahun

By , Rabu, 13 Juli 2016 | 17:00 WIB

Penggunaan peralatan yang membantu pekerjaan menjadi garis pemisah antara manusia dengan seluruh hewan.

Namun penelitian baru menemukan bahwa kera mampu menggunakan peralatan tersebut dengan mudah.

Para Arkeolog meneliti kera capuchin dari Brazil telah menggunakan kampak batu dengan begitu mudah untuk memecahkan kacang mete, setidaknya selama 700 tahun lamanya.

Dan mereka memperkirakan manusia akhirnya menemukan fakta bahwa kacang enak untuk dikonsumsi setelah melewati lokasi proses pemecahan kacang mete para kera.

Para kera capucin tetap menggunakan cara yang sama untuk membuka kacang-kacang tersebut. Mereka tak berusaha mencari cara baru untuk dapat memecahkan kacang-kacang itu.

Dr Michael Haslam, ketua penulisan paper penelitian tersebut dalam jurnal Current Biology, mengatakan: "Kami memiliki bukti baru yang menunjukkan bahwa kera dan primata lainnya di luar Afrika telah menggunakan peralatan tersebut selama ratusan, bahkan ribuan tahun lamanya."

"Ini bagus, area studi pengetahuan yang memungkinkan untuk memberitahu kita pengaruh penggunaan peralatan para kera terhadapn kebiasaan hidup manusia,"

"Contohnya, kacang mete merupakan makanan asli Brazil, dan memungkinkan jika manusia pertama yang sampai di sana mempelajari makanan yang tak dikenal itu lewat bagaimana kera dan primata lainnya mengolah kacang mete tersebut."

Para kera menggunakan batu keras sebagai palu dan batu datar untuk membuka kacang.

Dan mereka biasanya melakukan hal itu di tempat yang sama -- biasanya dekat pohon penghasil makanan itu -- karena biasanya batu-batu itu sudah ada di sana seperti satu set peralatan restoran.

Para arkeologi melakukan penggalian hingga kedalaman 70cm, dimana mereka menemukan 69 batu dengan tanda-tanda kerusakan akibat dari benturan berulang saat memecahkan kacang mete tersebut.

Sejumlah potongan-potongan kecil arang ditemukan dengan batu-batu yang setelah melalui carbonisasi diketahui berusia 700 tahun.

Penelitian menunjukkan capucin belum mampu menghasilkan karya seperti keras asli yang mempelopori teknik tersebut.