Warna-warni Perjalanan dari Penjuru Dunia

By , Jumat, 29 Juli 2016 | 14:00 WIB

Warna membuat kita berhenti sejenak dalam perjalanan, menarik kita untuk berlama-lama menatap, melongo, dan senantiasa teringat akan suatu tempat meski telah lama kembali ke rumah.

Faktanya, ingatan kita bekerja lebih baik dalam warna. Psikolog Eropa yang mempelajari efek warna mencatat bahwa manusia secara signifikan lebih baik dalam mengingat gambar berwarna, karena daya tarik warna pada indera menciptakan koneksi yang lebih kuat pada bagian otak yang menyimpan dan memicu ingatan.

Tak hanya mempengaruhi ingatan tentang tempat, warna juga dapat mempengaruhi suasana hati kita ketika menatapnya. Bukan hanya termotivasi secara personal, tetapi warna juga dapat membuat kita merasa terhubung dengan latar belakang budaya kita. Inilah beberapa warna tertentu yang dapat membangkitkan reaksi.

Merah

Dalam festival pertarungan makanan terbesar di dunia bernama La Tomatina, puluhan ribu orang dan 110 ton tomat masak membanjiri jalan-jalan di Bunol, Spanyol. Festival ini dihelat pada Rabu terakhir bulan Agustus setiap tahunnya. (Jenni Holma/Getty Images via National Geographic)

Warna cerah ini lekat dengan sebuah festival yang dihelat pada Rabu terakhir bulan Agustus setiap tahunnya di Buñol, Spanyol. Dalam festival pertarungan makanan terbesar di dunia bernama La Tomatina, puluhan ribu orang dan 110 ton tomat masak membanjiri jalan-jalan. Selain itu, setiap musim semi di Spanyol, syal merah menunjukkan prestasi berani dari pelari banteng Pamplona.

Putih

Santorini, Yunani. (Jenifoto/Thinkstock)

Dalam beberapa budaya, warna putih menghantarkan kesan tenang. Coba pikirkan rumah-rumah warna putih susu di Santorini yang berjajar di tepian Laut Aegean. Awalnya tujuan pewarnaan tersebut untuk mengurangi panas matahari, tetapi setelah ada perintah resmi untuk mengecat rumah dengan warna putih pada tahun 1974, Rumah-rumah tersebut menjadi semacam simbol pemersatu dan ikon khas pulau Yunani tersebut. Mereka sesuai dengan asosiasi budaya Barat terhadap warna putih; melambangkan kebersihan dan kemurnian.

Di sisi lain, marmer seputih salju yang berkilau di Taj Mahal, India atau Pagoda Hsinbyume, Myanmar—keduanya dibangun sebagai pengormatan dan penghargaan bagi istri tercinta—menjadi pengingat kita tentang tautan warna putih dengan suasana berkabung dalam budaya Timur.

Biru

Pemandangan dari mercu suar di Pulau Lengkuas. (Manggalani Ukirsari/NGI

Warna biru menjadi favorit banyak orang di seluruh dunia. Profesor psikologi Universitas California, Stephen Palmer mengatakan bahwa ikatan universal yang membuat warna biru dicintai oleh banyak orang adalah “hampir semua hal yang tertaut dengan warna biru adalah hal-hal yang disukai orang, seperti langit cerah, perairan jernih, batu safir, batu lapis lazuli dan bunga forget-me-not.  

Oranye

Gurun Sahara di Maroko (Radek Procyk/Thinkstock)

Untaian bunga jingga keemasan melambangkan matahari dan biasa digunakan untuk menyembah Dewa Wisnu dan istrinya, Lakhsmi di India. Rangkaian bunga warna cerah itu juga biasa digunakan dalam acara-acara adat, festival atau untuk menyambut tamu. Rona oranye keemasan juga membuat lansekap mempesona pasir yang bergelombang di gurun Sahara terpatri kuat dalam ingatan kita.

Pelangi