Ahli Bedah Peru Kuno Lubangi Tengkorak Pasien untuk Selamatkan Nyawanya

By , Kamis, 4 Agustus 2016 | 17:00 WIB

“Pada waktu lampau, di Peru tidak ada rumah sakit. Orang-orang mungkin dioperasi di ruang terbuka, dan mungkin menggunakan peralatan yang tak digunakan berkali-kali. Itulah sebabnya resiko infeksi menjadi lebih rendah,” jelasnya.

Selama beberapa dekade, Verano bersama rekan-rekannya memang telah meneliti tentang trepanasi pada lebih dari 800 tengkorak yang mengalami praktek tersebut. Ia menuangkan pandangannya tentang trepanasi dalam sebuah buku berjudul Holes in the Head: The Art and Archaeology of Trepanation in Ancient Peru.

Baca juga: Ilmuwan Temukan 100 Spesies Ikan Langka di Jurang Australia

Dengan mempelajari praktek trepanasi pada masa lampau, kita memang tak bisa melakukan teknik operasi serupa karena peralatan medis telah banyak berubah.

“Kita dapat mengesampingkan pikiran bahwa trepanasi merupakan praktek primitif, tetapi yang lebih penting ialah memahami bagaimana orang-orang terdahulu melakukan tindakan medis hingga mencapai prestasi luar biasa dalam hal tingkat kelangsungan hidup yang tinggi,” pungkas Verano.