Kenang-Kenangan Mematikan untuk Korban Pengeboman Hiroshima

By , Selasa, 9 Agustus 2016 | 12:00 WIB

Gelombang radiasi menjadi sebuah bahaya laten yang menghantui masyarakat Jepang, bahkan hingga saat ini. Hal tersebut akibat dari radiasi zat radioaktif Uranium-235 yang bercampur dengan udara hingga terhisap dalam tubuh. Gelombang ini dipercaya sebagau penyebab utama tewasnya separuh dari seluruh korban, terutama bagi mereka yang berada dalam jarak 1 km dari pusat guncangan.

Kenang-kenangan Dari Pengeboman

Berbagai penyakit dalam tubuh menjadi kenang-kenangan yang tak lepas dari kehidupan masyarakat Jepang. Hal itu menjadi dampak lanjutan yang dihasilkan dari gelombang radiasi pasca ledakan.

Penyakit-penyakit tersebut menggerogoti turunan-turunan dari korban ledakan yang bertahan hidup, seperti penyakit leukimia, keloid, tumor ganas, hingga microchepaly.

Anak lelaki yang tengah dirawat akibat terkena ledakan bom atom nuklir di Hiroshima, Jepang (Wikicommons)

Korban yang berada dalam radius 20 km dari hiposenter mengalami keloid atau bekas luka pada tubuh. Kebanyakan hal tersebut terjadi akibat dari udara panas hingga kontak dengan api. Hal tersebut membawa dampak tak hanya bagi fisik, namun juga psikologis dari korban.

Leukimia sendiri mengalami puncaknya tatkala 7-8 tahun setelah ledakan terjadi. Kanker pun harus dirasakan oleh sejumlah korban yang rata-rata menyerang anak-anak. Radiasi juga menyerang janin ibu hamil. Jumlah radiasi besar akan langsung menewaskan janin dalam kandungan. Kalaupun tidak, maka microchepalus adalah penyakit yang harus dihadapi oleh bayi jika sudah lahir. Penyakit ini mengakibatkan terjadinya keterbelakangan mental.

Sebuah Peringatan Untuk Perdamaian

Jepang memperingati 71 tahun tragedi kemanusiaan pengeboman atom di Hiroshima pada Sabtu, 6 Agustus silam. Hal tersebut dilaksanakan tak lama setelah kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Hiroshima Peace Memorial Park.

Walikota Hiroshima, Kazumi Matsui berharap bahwa kunjungan Obama tersebut menjadi sebuah tanda upaya masyarakat dunia untuk perdamaian.

"Saya sekali mendesak pemimpin dunia untuk mengunjungi kota yang dibom atom ini," ujar Matsui.

Memorial Cenotaph, Hiroshima Peace Memorial Park (Wikicommons)

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga mengungkapkan komitemen Jepang dalam usaha memwujudkan perdamaian dunia, terutama pembebasan dunia dari penggunaan nuklir sebagai senjata.

"Kita tidak boleh mengalami pengalaman tragis Hiroshima dan Nagasaki terulang kembali," ucap Abe dalam peringatan tersebut.