Terhitung sebanyak 267 orang tewas dalam gempa yang mengguncang Italia dan masih terus meningkat jumlahnya. Terdapat sekitar 400 orang yang masih dirawat akibat dari luka-luka yang diderita. Namun kehancuran juga melanda sebanyak 293 warisan budaya, baik yang hanya rusak maupun hancur total.
Sayangnya, kekuatan guncangan sebesar 6,2 skala Richter di pusat Italia pada Rabu lalu yang menghancurkan kota Amatrice, Accumoli, Arquata, dan Pescara de Tronto bukanlah akhir dari bencana tersebut.
Pihak pemerintah mengatakan bahwa gempa ini sama seperti pada gempa L’Aquila yang terjadi pada taun 2009 dan menewaskan 309 orang.
Setelah gempa tersebut, pertumbuhan angka kehancuran yang menimpa karya-karya seni dan gedung-gedung bersejarah pun mulai meningkat, ungkap Dario Franceschini, menteri warisan budaya dan aktivitas dan pariwisata Italia.
“Dalam tragedi ini, prioritas paling atas adalam keselamatan nyawa dan memberikan pelayanan untuk melanjutkan kehidupan mereka,” ujar Franceschini.
“Namun kita juga harus mulai aktif untuk memperbaiki dan menyelamatkan bangunan-bangunan bersejarah. Hal tersebut akan melindungi sebanyak mungkin hal-hal penting dari kehancuran,” tambahnya.
Salah satu kota yang mengalami kehancuran paling parah adalah kota Amatrice yang terkenal sebagai kota bersejarah paling indah di Italia tahun lalu. Di sana juga merupakan tempat lahirnya saus pasta Amatriciana yang terkenal.
“Kota ini harus dibangun kembali untuk menjaga pemandangan asli bersejarahnya,” ujar Sergio Pirozzi, walikota Amatrice.
Menteri kebudayaan meminta ahli seni dari polisi militer untuk melihat kerusakan untuk merancang strategi perbaikan yang bisa dilakukan.
Sejumlah kerusakan struktural kecil tercatat pada katerdral Roma Kuno di kota Urbino. Menara lonceng adalah struktur tertinggi di kota, menjadi bangunan yang masih berdiri tegap.
Di kota tersebut, terdapat banyak gereja yang memiliki banyak ukiran, namun sebagian besar hancur, dan beberapa di antaranya rusak.
Diketahui sebanyak hampir 3.000 karya seni berada di kota tersebut.
“Angka kerusakan bangunan bersejarah diperkirakan akan meningkat karena aktivitas gempa bumi mencapai lereng, bukan pada lingkar geometris di sekitar pusat guncangan,” ujar Antonia Pasqua Recchia, Sekretaris Jenderal dari Italian Ministry for Heritage and Cultural Activities.