Dapatkah Planet Proxima b Menggantikan Bumi Sebagai Rumah Kita?

By , Kamis, 25 Agustus 2016 | 17:00 WIB

Ia melanjutkan, “Tim telah melakukan semuanya, dan hasilnya, hipotesis planet cukup kuat untuk saat ini.”

Bahkan tim ilmuwan menemukan beberapa tanda bahwa mungkin planet ekstrasurya Proxima b memiliki saudara.

Proxima Centauri merupakan bintang terkecil di sistem tiga bintang Alpha Centauri, yang bersinar di bagian selatan rasi Centaurus. (Davide De Martin dan Mahdi Zamani/ESO)

“Salah satu tanda menunjukkan bahwa ada kemungkinan planet Bumi super mengorbit bintang yang sama tiap 200 hari,” kata Anglada-Escude, akan tetapi tim membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan asal-usul sinyal tersebut.

Apakah Proxima b dapat menyokong kehidupan?

Penemuan planet ekstrasurya baru selalu menimbulkan rasa penasaran dan pertanyaan: apakah planet tersebut memiliki unsur-unsur kehidupan dan bisa dihuni?

Untuk saat ini, para peneliti belum mengetahui banyak tentang tentang planet tersebut untuk menilai sifat alaminya. Tapi berdasarkan informasi yang ada saat ini, planet tersebut tak benar-benar mirip Bumi.

“Planet ini berada di orbit hangat, tetapi bukan berarti bisa layak huni. Ada banyak hal yang harus kita diskusikan lebih jauh,” kata Anglada Escude.

Misalnya saja, dari sisi usia, bintang Proxima Centauri tak mirip Matahari. Massanya sekitar 12 persen massa Matahari, dengan medan magnet 600 kali lebih kuat, dan memancarkan sebagian besar cahaya dalam panjang gelombang inframerah yang relatif dingin.

Proxima b juga memancarkan sinar X seperti matahari, artinya, planet di zona yang memungkinkan adanya air cair juga berada di zona percikan partikel yang berpotensi merusak. Belum lagi lidah api Proxima Centauri cukup besar jika dibandingkan bintang katai merah lainnya.

Planet Proxima b mengelilingi bintang katai merah Proxima Centauri. (M. Kornmesser/ESO)

Bintang itu memang menjadi agak dingin di usia tua, tetapi tetap dapat menyemburkan sejumlah besar radiasi Ultraviolet ke sekelilingnya, sehingga berpotensi mengancam kehidupan di permukaan planet yang berada di dekatnya.

“Jika atmosfer planetnya tipis, maka akan banyak radiasi UV  yang sampai ke permukaan,” kata Lisa Kaltengger, peneliti Cornell University.

Selain itu, ada probabilitas kuat bahwa salah satu sisi Planet Proxima b menghadap bintangnya terus menerus, sementara sisi lain menghadap kegelapan antariksa.

“Kehidupan, jika memang ada, mungkin melalui awal yang lebih buruk dibandingkan kehidupan di Bumi, “ kata Kaltenegger.

Lantas ia melanjutkan, “Tapi inilah hal paling menarik dalam mempelajari planet asing. Mereka hanya sedikit berbeda, tetapi dapat mengungkap keanekaragaman kehidupan menakjubkan yang tak pernah kita bayangkan.”