Nationalgeographic.co.id—Dunia sains Barat, tentu tak terlalu familiar dengan nama Abū ‘Alī al-Ḥasan ibn al-Haytham, kecuali anda akan menemukan sebutan 'Alhazen' untuk merujuk pada orang yang dimaksud, ilmuwan dan penemu optik modern.
"Alhazen melakukan eksperimen pada propagasi cahaya, warna, ilusi optik dan refleksi. Dia memeriksa pembiasan sinar cahaya melalui media transparan (udara, air) dan mendokumentasikan hukum pembiasan," tulis Pūyān.
Nasir Pūyān (Nasser Pouyaan) dalam International Journal of Optics and Applications, mengisahkan kehebatan Alhazen. Jurnalnya berjudul Alhazen, the Founder of Physiological Optics and Spectacles, dipublikasi pada tahun 2014.
Alhazen atau ibnu al-Haytham, adalah seorang ilmuwan arab dari Basra (Irak) yang populer sejak abad ke-15. Bahkan, Ibnu al-Haytham adalah orang pertama yang meletakkan dasar optik fisiologis, yang menyangkut prinsip optik mata dan penglihatan.
Karyanya yang paling mengemuka dan berkembang terus hingga hari ini adalah penemuan kamera obscura. Melalui telaahnya dari surah Al-Kusuf tentang gerhana, ia berdeliberasi dan mendiskusikan tentang kajiannya, yang menghasilkan kamera dan obscura.
Kehebatannya telah diakui, tak hanya di dunia Islam, tapi juga dunia Barat, utamanya di bidang keilmuan. Beragam pemikirannya telah mengilhami sejumlah ilmuwan kontemporer, hingga karyanya dikenal di seluruh dunia.