Ada Bentangan Karang Luas yang Tersembunyi di Balik Great Barrier Reef

By , Senin, 29 Agustus 2016 | 18:30 WIB

Great Barrier Reef telah lama dikenal sebagai kumpulan terumbu karang terbesar dunia. Terletak di Laut Koral, lepas pantai Queensland di timur laut Australia, Great Barrier Reef terdiri dari kurang lebih 3.000 karang dan 900 pulau, yang membentang sepanjang 2.600 km. Tapi siapa sangka, ternyata masih ada gugusan terumbu karang yang tersembunyi di baliknya.

Para peneliti Australia telah menyelidiki tanda-tanda keberadaan struktur geologi tersembunyi di balik Great Barrier Reef dan menemukan gugusan terumbu karang yang membentang lebih dari 6.000 kilometer persegi.

(Baca juga: Great Barrier Reef Terinfeksi Virus Mirip Herpes)

“Jumlah tersebut tiga kali lipat dari yang diperkirakan sebelumnya, membentang dari Torres Strait hingga ke utara Port Douglas, ujar salah satu peneliti, Mardi McNeil dari Queensland University of Technology.

Bioherms terbentuk dari Halimeda, jenis alga hijau yang membentuk serpihan batu kapur kecil ketika mereka mati. (Australian Hydrographic Service via James Cook University)

Para peneliti menggunakan Light Detection and Ranging (LiDAR), teknologi survey yang menggunakan sinar laser dan berhasil memetakan bentuk, ukuran dan skala besar karang di laut dalam.

(Baca juga: Pengasaman Air Laut Memperlambat Pertumbuhan Terumbu Karang)

Peta dasar laut tersebut mengungkap keberadaan sejumlah besar gundukan, yang ukurannya bervariasi antara 200-300 meter dan kedalaman 30 meter.

Tim ilmuwan telah mengkonfirmasi bahwa gundukan karang tersembunyi di sekitar Great Barrier Reef itu terbentuk dari Halimeda, jenis alga hijau yang membentuk serpihan batu kapur kecil ketika mereka mati. Halimeda tumbuh begitu cepat, meninggalkan bidang luas berupa gundukan batu kapur yang disebut bioherms di mana pun ia tinggal.

(Baca juga: Pemutihan Terumbu Karang Terekam dalam Video)

Peneliti dari University of Sydney, Jody Webster, mengungkapkan penemuan bidang bioherm yang luas ini menimbulkan pertanyaan tentang kerentanannya terhadap perubahan iklim.

“Sebagai organisme yang mengalami pengapuran, Halimeda mungkin rentan terhadap pengasaman dan pemanasan laut. Apakah bioherms Halimeda telah terdampak? Jika jawabannya ‘ya’, sudah sejauh mana?” ujarnya.

(Baca juga: Waspadalah, Pemutihan Terumbu Karang Kini Sedang Berlangsung)

Selain itu, penemuan ini juga membuka banyak jalan untuk penelitian-penelitian baru.