Dinosaurus Reptil Ini Punya Kemampuan Kamuflase

By , Jumat, 16 September 2016 | 19:00 WIB
Fosil Psittacosaurus, warna lebih gelap dan lebih terang menunjukkan bahwa dinosaurus ini memiliki kemampuan kamuflase. Fosil ini dipamerkan di Naturmuseum Senckenberg, Frankfurt am Main, Jerman. (Jakob Vinther, University of Bristol, via National Geographic)

Dengan banyaknya predator yang lapar, dinosaurus kecil pemakan tumbuhan dari masa awal Cretaceous ini melakukan hal yang berbeda untuk melindungi diri. Mereka berkamuflase.

Analisis dari bukti fosil mahluk tersebut mengungkapkan ada warna kulit yang berbeda dalam tubuh dinosaurus ini, termasuk punggung yang berwarna cokelat dan bagian perut berwarna terang.

Hewan-hewan saat ini, seperti ikan dan antelop memiliki area gelap dan terang untuk melindungi diri dari predator pemangsa. Namun, untuk pertama kalinya, ditemukan dinosaurus yang memiliki kemampuan pertahanan diri seperti hewan-hewan masa kini.

“Ini sangat unik,” ujar ahli paleontologi Jakob Vinther dari University of Bristol di Inggris, yang turut menulis penelitian terhadap fosil tersebut. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Current Biology. “Kita dapat dengan jelas melihat pola warnanya…garis-garis strip, titik-titik.”

Dinosaurus ini dikenal dengan nama Psittacosaurus, atau ‘kadal-kakaktua’ yang hidup di Cina sekitar 120 juta tahun yang lalu.

Fosil ini menjadi sangat menarik karena alasan lain yang lebih memalukan. Temuan ini menunjukkan bahwa sang dinosaurus pemilik fosil tersebut hendak membuang kotoran sebelum mati. Hal tersebut terlihat dari objek disekitarnya yang tampak seperti kotoran anjing. Sebelumnya, para peneliti berpikir bahwa objek tersebut adalah tulang, namun komposisinya menunjukkan adanya material feses.

Dinosaurus ini dikenal dengan nama Psittacosaurus, atau ‘kadal-kakaktua’ yang hidup di Cina sekitar 120 juta tahun yang lalu. Walaupun begitu, lokasi tersebut bukanlah tempat yang aman bagi dinosaurus sejenisnya. Predator lokal seperti Yutyrannus, T-rex raksasa dengan berat lebih dari satu ton, dan T-rex yang lebih kecil bernama Dilong menghuni area tersebut.

Untuk dapat memahami lingkungan dari dinosaurus tersebut, peneliti membangun model Psittacosaurus dan mengecatnya dengan warna abu-abu kusam, untuk memberikan latar belakang yang netral dari bayangan tubuhnya.

Sosok Psittacosaurus, yang dijuluki si kadal-kakaktua, hasil rekonstruksi ahli arkeologi dan seniman. (Thinkstock)

Model dari Psittacosaurus difoto di sebuah taman botanik ketika cuaca cerah dan mendung.

Foto yang dihasilkan menunjukkan warna Psittacosaurus mampu berkamuflase dengan baik di area dengan penerangan yang lemah. Hal ini menunjukkan bahwa dinosaurus reptil tersebut lebih banyak tinggal di dalam hutan ketimbang di padang savana.

Pigmen gelap pada dinosaurus itu memiliki tujuan dalam perlindungan diri. Garis gelap yang ada didalam area kakinya sama seperti yang dimiliki oleh zebra saat ini. Tanda yang ada diluar bagian depan kakinya memiliki kulit yang lebih keras, karena molekul pigmen yang lebih kuat.

Dinosaurus yang dikenal memiliki bulu ini disebut-sebut sebagai makhluk purba yang paling indah karena warna pada bulunya. Namun, Vinther berpendapat bahwa mereka tidak berbulu, melainkan bersisik.

Meskipun peneliti lain mengatakan bahwa kemampuan yang dimiliki dinosaurus tersebut membuat mereka menemukan kesulitan dalam merekonstruksi hewan itu dan lingkungannya, namun penelitian baru ini berhasil mengungkapkan bahwa hewan ini ternyata mampu berkamuflase.

“Tidak mengejutkan jika dinosaurus mampu melakukan hal seperti itu,” ujar ahli paleontologi David Hone dari Queen Mary University of London, Inggris. Namun dari temuan penting ini, dinosaurus ini menunjukkan bahwa pola pada tubuh yang mereka miliki adalah sebuah anugerah.

“Hasil terbaru dari penelitian ini sangat menarik,” kata ahli paleontologi Gareth Dyke dari University of Debrecen di Hungaria. Ia adalah seseorang yang pernah menemukan mosasaurus dengan punggung berwarna geap dan memiliki bagian perut yang lebih terang.