Penjelasan yang mungkin untuk ini terletak pada kandungan kalori alkohol yang tidak terlalu jauh dari lemak. Kandungan kalori alkohol ini bisa membuat hamster lebih gemuk untuk bertahan hidup di musim dingin yang lebih dingin.
Selain itu, gaya hidup penimbun hamster mungkin juga berperan. Kumpulan makanan para hamster mungkin juga mulai berfermentasi di gudang bawah tanah mereka sehingga membuat para hamster itu tidak asing dengan cita rasa anggur yang kuat.
Selain jumlah alkohol yang dapat dikonsumsi para hamster luar biasa —setara dengan manusia pria dewasa yang mengonsumsi sekitar 21 botol anggur— para hamster tampaknya juga memiliki toleransi alkohol yang cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dalam makalah tahun 2015 yang merumuskan "Skala Terhuyung-huyung" (Wobbling Scale) untuk mengukur kemabukan hamster.
Skala ini mengungkur sifat hamster yang semakin goyah untuk memastikan kemabukannya sampai hewan itu jatuh ke samping dan tidak bisa bangun lagi. Ternyata, toleransi para hamster terhadap alkohol ini cukup tinggi.
Toleransi yang mengesankan terhadap alkohol ini tergantung pada hati hamster yang cukup besar dan sangat efisien. Hati hamster dapat menyaring alkohol dan mengurangi jumlah yang akhirnya beredar dalam darahnya.
Kemampuan hati hamster ini terlihat ketika etanol disuntikkan langsung ke aliran darah hamster, melewati hati, dan mengarah ke perilaku yang keluar dari grafik Skala Terhuyung-huyung tersebut.
Sudah ada banyak kata sinonim untuk menggambarkan perilaku minum banyak alkohol dan mabuk. Kini, dengan adanya fakta unik mengenai hewan pengerat ini, mungkin kita bisa menyebut orang yang minum begitu banyak alkohol hingga mabuk sebagai orang yang telah menjadi hamster.
Baca Juga: Alcoholic Architecture, Bar di Inggris Tempat Mabuk Awan Alkohol