Covid 19 Terdeteksi Menginfeksi Rusa di 6 Lokasi di Ohio, AS

By Ricky Jenihansen, Jumat, 31 Desember 2021 | 13:00 WIB
Rusa liar di Ohio, Amerika Serikat (Kevin Miller)

Nationalgeographic.co.id—Para ilmuwan telah mendeteksi infeksi oleh setidaknya tiga varian virus yang menyebabkan Covid-19 pada rusa berekor putih yang berkeliaran bebas di enam lokasi di timur laut Ohio, Amerika Serikat. Penelitian sebelumnya yang dipimpin oleh Departemen Pertanian AS telah menunjukkan bukti adanya antibodi pada rusa liar.

Tim peneliti telah melaporkan temuan tersebut dalam jurnal bergengsi Nature belum lama ini dengan judul "SARS-CoV-2 infection in free-ranging white-tailed deer." Laporan tersebut merupakan laporan pertama infeksi Covid-19 aktif pada rusa berekor putih.

Diketahui, berdasarkan urutan genom dari sampel yang dikumpulkan antara Januari dan Maret 2021, para peneliti menentukan bahwa varian yang menginfeksi rusa liar cocok dengan strain virus SARS-CoV-2 yang telah lazim pada pasien Covid-19 di Ohio pada saat itu. Pengumpulan sampel terjadi sebelum varian Delta tersebar luas, dan varian tersebut tidak terdeteksi pada rusa ini.

Tim sedang menguji lebih banyak sampel untuk memeriksa varian baru serta varian yang lebih lama, yang kehadirannya yang berkelanjutan akan menunjukkan bahwa virus dapat mengatur dan bertahan dalam spesies ini. Temuan tersebut didukung oleh pertumbuhan isolat virus di laboratorium, yang menunjukkan bahwa para peneliti telah memulihkan sampel SARS-CoV-2 yang layak, yang tidak hanya menunjukan jejak genetiknya.

Andrew Bowman, profesor kedokteran pencegahan hewan di The Ohio State University dan penulis senior penelitian tersebut mengatakan, fakta bahwa rusa liar dapat terinfeksi mengarah pada gagasan bahwa kita mungkin benar-benar telah membentuk inang pemeliharaan baru di luar manusia.

"Berdasarkan bukti dari penelitian lain, kami tahu mereka terpapar di alam liar dan di laboratorium kami dapat menginfeksi mereka dan virus dapat menular dari rusa ke rusa. Di sini, kami mengatakan bahwa di alam liar, mereka terinfeksi," kata Bowman dalam rilis Ohio State University.

"Dan jika mereka dapat mempertahankannya, kami memiliki sumber potensial baru SARS-CoV-2 yang masuk ke manusia. Itu berarti bahwa selain melacak apa yang ada pada manusia, kita juga perlu mengetahui apa yang ada di dalam rusa."

Temuan tersebut, menurutnya, dapat memperumit rencana mitigasi dan pengendalian Covid-19 di masa depan. Meski, peneliti menilai masih banyak yang tidak diketahui. Bagaimana rusa terinfeksi, apakah mereka dapat menginfeksi manusia dan spesies lain, bagaimana virus berperilaku dalam tubuh hewan, dan apakah itu infeksi sementara atau jangka panjang.

Tim peneliti kemudian mengambil sampel usap hidung dari 360 rusa berekor putih di sembilan lokasi timur laut Ohio. Dengan menggunakan metode pengujian PCR, para ilmuwan mendeteksi materi genetik dari setidaknya tiga jenis virus yang berbeda pada 129 atau sekitar 35,8 persen rusa yang dijadikan sampel.

Hasil analisis menunjukkan bahwa virus B.1.2 yang dominan di Ohio pada bulan-bulan awal tahun 2021 menyebar berkali-kali ke populasi rusa di lokasi yang berbeda. "Teori kerja berdasarkan urutan kami adalah bahwa manusia menularkannya kepada rusa, dan tampaknya kita menularkannya kepada mereka beberapa kali," kata Bowman.

Bowwan menjelaskan, mereka memiliki bukti enam introduksi virus yang berbeda ke dalam populasi rusa tersebut. Bukannya satu populasi mendapatkannya sekali dan menyebar.

Setiap lokasi diambil sampelnya antara satu dan tiga kali, sehingga total 18 tanggal pengumpulan sampel. Berdasarkan temuan, peneliti memperkirakan prevalensi infeksi bervariasi dari 13,5 persen hingga 70 persen di sembilan lokasi, dengan prevalensi tertinggi diamati di empat lokasi yang dikelilingi oleh lingkungan berpenduduk padat.

Baca Juga: Infeksi COVID-19 pada Binatang, Apakah Dapat Menulari Manusia?

Bagaimana penularan terjadi pada awalnya pada rusa ini, dan bagaimana hal itu bisa terjadi di seluruh spesies, adalah beberapa pertanyaan yang tertunda terkait dengan temuan ini. Tim peneliti berspekulasi bahwa rusa berekor putih terinfeksi melalui jalur lingkungan, mungkin dengan meminum air yang terkontaminasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa virus terkandung dalam tinja manusia dan terdeteksi dalam air limbah.

Rusa ekor putih yang diuji untuk penelitian ini adalah bagian dari inisiatif pengendalian populasi, jadi mereka bukan ancaman penularan. Meskipun diperkirakan ada 600.000 rusa berekor putih di Ohio dan 30 juta di Amerika Serikat, Bowman mengatakan pengambilan sampel ini berfokus pada lokasi yang dekat dengan populasi manusia yang padat dan tidak mewakili semua rusa yang berkeliaran bebas.