Dari segi kemampuan kognitif, para peneliti menemukan adanya sedikit penurunan dalam hal kecepatan dan akurasi pada astronaut pasca misi antariksa selama satu tahun. Sedangkan penyelidikan biokimia mengungkap adanya penurunan dalam pembentukan tulang pada semester kedua misi Scott.
Baca juga:
Penyebab Cacat Bola Mata pada Astronaut Terungkap
Foto Pendaratan Astronaut Scott Kelly di Bumi
Perubahan juga terlihat pada DNA saudara kembar tersebut. Andi Feinberg, ahli epigenomik, menemukan bahwa Scott mengalami penurunan metilasi atau modifikasi kimia dalam DNA sel darah putihnya saat berada di luar angkasa, namun kembali normal saat tiba di Bumi. Pemantauan pada Mark menunjukkan adanya peningkatan metilasi selama beberapa waktu, namun kembali normal pada akhir masa observasi.
“Hasil ini dapat mengindikasikan bahwa gen lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan, baik di Bumi maupun di luar angkasa,” tulis NASA.
Tak hanya sampai di sini, melalui penelitian lebih lanjut yang mengintegrasikan penemuan-penemuan awal dengan penyelidikan fisiologi, psikologi dan teknologi lainnya, NASA dan mitranya terus berupaya memastikan agar astronaut dapat melakukan misi eksplorasi ruang angkasa di masa depan dengan aman, efektif dan efisien.