Sayangi Diri, Cintai Bakteri

By , Senin, 13 Februari 2017 | 13:00 WIB

Oleh karena itu, kata Roberts, riset bakteri perlu komitmen pemerintah.

Bijak dengan antibiotikPemerintah perlu menaruh investasi lebih pada riset kesehatan, terutama riset bakteri. Roberts meyakini, jika pemerintah mulai berkomitmen, semua pihak akan tergerak untuk berkontribusi.

Di luar pemerintah, area riset bakteri juga bisa didanai lembaga filantropi yang bekerja sama dengan akademisi atau lembaga penelitian.

Bagi masyarakat, kata Roberts, yang bisa dilakukan untuk menjaga harmoni kehidupan mikrobioma dalam tubuh kita ialah menggunakan antibiotik secara bijak. Sebab, ketika mengonsumsi antibiotik, tidak hanya bakteri jahat yang akan mati, tetapi juga bakteri baik. Padahal, sangat mungkin bakteri baik ikut berperan dalam menyingkirkan bakteri jahat.

Oleh karena itu, Roberts menyarankan agar antibiotik hanya digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri jika memang diperlukan. Jangan gunakan antibiotik untuk penyakit yang disebabkan virus. Selain itu, jangan pula mengonsumsi antibiotik yang diresepkan untuk orang lain atau sisa orang lain.

Bersama Phillip A Sharp, pada tahun 1993, Roberts dianugerahi Hadiah Nobel Kedokteran karena penelitiannya tentang pemisahan gen dan penyambungan RNA "pembawa pesan" (messenger RNA/mRNA).

Kedatangan Roberts ke Indonesia adalah bagian dari program The ASEAN "Bridges" yang ke-6 yang diprakarsai International Peace Foundation.

Ceramah Roberts yang berjudul "Mengapa Kita Harus Mencintai Bakteri" merupakan salah satu bentuk kampanye budaya perdamaian dari bidang kesehatan.