Justru Raja Saudi berikutnya, Faisal bin Abdulaziz Al Saud yang berkunjung ke Indonesia tahun 1970 pada masa-masa awal kekuasan Presiden Suharto. Saat itu Presiden Suharto memberi hadiah keris dan harimau yang diawetkan. Sebagai balasan Raja Saudi memberi hadiah pedang bersepuh emas. Bahkan Bu Tien yang saat itu belum menjadi muslim, juga ikut menyambut di ruang kepresidenan.
Raja Faisal terkenal dengan ide-ide Pan Islamisme dan sangat anti komunis. Mungkin dalam kunjungannya ia ingin menimba langsung pengalaman dari sosok yang sukses menghancurkan partai komunis nomer tiga terbesar di dunia. Secara resmi dalam pembicaraan bilateral kedua kepala negara hanya membicarakan soal krisis Timur Tengah dan kerja sama ekonomi. Namun kerja sama investasi dalam skala besar tak pernah terwujud.
Kini sejarah telah ditulis lagi. Raja Salman datang berkunjung ke Indonesia dan menemui Presiden Joko Widodo. Mungkinkah kali ini Raja Saudi bisa mewujudkan mimpi-mimpi presiden sebelumnya agar Raja Saudi menanamkan uangnya yang banyak di Indonesia?