Diperkirakan, ketika bintang mulai kehabisan bahan bakar, bintang akan mengembang dan mengganggu atau bahkan mencapai orbit planet KELT-11b. Pada kondisi ini, planet akan dihujani radiasi yang jauh lebih besar. Tambahan radiasi ini yang diduga menyebabkan planet KELT-11b mengembang seperti balon.
KELT-11b tidak hanya unik karena planet ini mengembang dengan kerapatan mirip styrofoam, tapi kehadirannya di tahap akhir evolusi bintang menjadikannya spesial. Informasi yang bisa diperoleh akan memberi gambaran bagaimana akhir sebuah planet di penghujung hidup bintang. Kita bisa mengetahui proses ketika planet ditelan oleh bintang yang mengembang.
Penemuan KELT-11b
Planet KECK-11b ditemukan lewat metode transit dan kecepatan radial. Planet ini pertama kali ditemukan lewat pengamatan transit oleh survei yang dilakukan teleskop KELT (Kilodegree Extremely Little Telescope).
Teleskop survei KELT merupakan sepasang teleskop yang dipasang di Arizona dan Afrika Selatan dan khusus mengamati bintang-bintang terang yang kecerlangannya merentang antara 7,5 – 10,5 magnitudo. Teleskop KELT-utara sudah menemukan 10 exoplanet sejak mulai beroperasi di tahun 2006. Sedangkan, teleskop KELT-selatan di Afrika Selatan baru menemukan 3 planet.
Planet KELT-11b ditemukan oleh time KELT yang bekerjasama dengan tim Retired A-star Program dari California Planet Search (CPS). Tim KELT melakukan pengamatan transit dengan teleskop KELT-selatan sedangkan tim CPS melakukan pengamatan kecepatan radial.
Lewat pengamatan transit, para astronom bisa mengetahui keberadaan planet dari peredupan cahaya bintang saat planet melintas di depan bintang. Untuk KELT-11b, kasusnya cukup sulit. Bintang KELT-11 merupakan bintang terang dan peredupan yang terjadi saat planet melintas sangat kecil sehingga hampir tak dikenali.
Pada pengamatan pertama, para astronom hanya melihat petunjuk ada transit yang terjadi. Pengamatan lanjut dari bintang KELT-11 inilah yang kemudian mengungkap keberadaan planet tersebut. Kolaborasi pengamatan transit dilakukan oleh teleskop dari berbagai observatorium, yakni Westminster College Observatory (WCO), Moore Observatory (MORC), Fred L. Whipple Observatory, PEST Observatory, Ivan Curtis Observatory (ICO), Peter van de Kamp Observatory, Las Cumbres Observatory Global Telescope (LCOGT)-CPT, dan Manner-Vanderbilt Ritchey–Chre?tien (MVRC). Pengamatan spektroskopik dilakukan dengan Tillinghast Reflector Echelle Spectrograph (TRES) pada teleskop 1.5m di Fred Lawrence Whipple Observatory (FLWO), Mt. Hopkins, Arizona dan KECK High Resolution Echelle Spectrometer (HIRES) yang dipasang di teleskop Keck, di Maunakea, Hawaii.
Di masa depan, pengamatan lanjut oleh Teleskop Hubble, Spitzer dan JWST bisa mengungkap struktur dan komposisi atmosfer planet KELT-11b. Saat komposisi kimia atmosfer bisa ditentukan, para astronom bisa mengetahui bagaimana atmosfer terbentuk, dan pada akhirnya evolusi planet bisa ditelusuri. Mengapa planet bisa mengembang juga bisa diketahui.
Pada akhirnya kita juga bisa mengetahui bagaimana sistem keplanetan di masa akhir kehidupan bintang. Misteri yang tentunya ingin kita ketahui untuk kemudian dijadikan acuan ketika Matahari memasuki tahap akhir evolusinya.