Ingin Lebih Bahagia? Jadilah Orang yang Dermawan

By , Senin, 24 Juli 2017 | 13:00 WIB

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa perilaku dermawan dan suka memberi dapat menimbulkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kekuatan memberi mengaktifkan bagian otak tertentu yang menyebabkan efek domino—sesuatu yang dapat mempengaruhi hal lain—dari perasaan yang menyenangkan, lebih dari menerima sesuatu.

Temuan ini bisa membantu kita membedakan antara perilaku mana yang membuat kita bahagia dan mana yang hanya menghabiskan waktu.

Baca juga: Manfaat Mendaki Gunung Bagi Kesehatan Mental

Studi kecil yang dipublikasikan secara online di Nature Communications, menemukan bahwa relawan (responden penelitian) cenderung merasakan kebahagiaan menyeluruh ketika mengeluarkan uang untuk orang lain, daripada menerima hadiah.

Hasil ini diuji melalui pemindaian MRI yang menunjukkan bahwa perilaku dermawan melibatkan persimpangan temporoparietal di otak, aktivitas saraf yang terkait langsung dengan perubahan dalam kebahagiaan.

"Temuan kami menunjukkan bahwa seseorang yang mencapai kebahagiaan dari perilaku dermawan melibatkan area otak yang berhubungan dengan empati dan kognisi sosial. Area tersebut menindas motif egois di daerah otak lain terkait penerimaan hadiah,” ujar penulis penelitian tersebut.

"Temuan ini memiliki implikasi penting, tidak hanya untuk ilmu saraf tapi juga untuk pendidikan, politik, ekonomi dan kesehatan”, tambahnya.

Baca juga: Inilah Negara-negara Paling Bahagia di Dunia Tahun 2017

Dalam penelitian tersebut, tim dari University of Zurich meminta 30 relawan untuk membayangkan membeli hadiah untuk orang yang dicintai.

Lalu, mereka diberi uang, dan diberi tahu bahwa setengah uang tersebut dapat mereka belanjakan untuk diri mereka sendiri, dan separuh lainnya untuk membeli hadiah bagi orang lain.

Semua relawan memiliki MRI ketika mereka diberi uang dan diberi tahu cara kerjanya. Hasilnya, mereka yang diberi tahu untuk membelanjakan uang untuk orang yang dicintai menunjukkan lebih banyak aktivasi di bidang otak mereka yang terkait dengan kebahagiaan.

Artikel terkait: Hidup Melajang Tak Selalu Buruk, Ini 5 Manfaat Sehatnya