Untuk pengukuran ini, Galileo menggunakan Yerusalem sebagai pusat bumi dan menghitung jaraknya dengan Cuma (Italia) yaitu 2.700 km. Berdasarkan hal ini, Galileo telah menyimpulkan bahwa kerucut neraka akan memiliki diameter 5.550 km.
Baca Juga: Berjulukan Sumur Neraka, Seperti Apakah Dasar Sumur Barhout di Yaman?
Segera setelah itu, Galileo menyadari bahwa ada kesalahan besar dengan perhitungannya. Berdasarkan hukum fisika, silinder besar yang menurun ke pusat bumi, dalam kehidupan nyata, akan runtuh karena beratnya.
Galileo bahkan melakukan perhitungan dan upaya lain untuk mengukur diameter neraka. Namun ia menemukan bahwa mereka semua melakukan kesalahan yang sama. Dia menyebutkan bahwa para cendekiawan terhebat saat itu, termasuk dirinya sendiri, tidak mengerti bagaimana struktur dunia nyata bekerja.
Kesalahan inilah yang mendorong Galileo membuat beberapa terobosan luar biasa ke dalam dunia fisika. Ia bahkan menciptakan beberapa hukum fisika yang masih berlaku hingga saat ini.
Baca Juga: Neraka Tartarus, Jurang Penyiksaan Bagi Masyarakat Yunani Kuno
Bertahun-tahun kemudian Galileo menerbitkan sebuah buku pada tahun 1638 berjudul "Dua Ilmu Baru". Pada buku tersebut, ia menetapkan dasar mekanika dalam sains dengan menggunakan kesalahan seperti itu sebagai contoh. Dengan demikian, era fisika Aristoteles berakhir dan melahirkan ilmu pengetahuan modern.
Jika apa yang diukur oleh Galileo dan dilukis oleh Dante benar, ternyata neraka tidak sebesar yang dikira oleh orang-orang. Namun, usaha untuk mengukur serta kesalahan ini justru melahirkan ilmu pengetahuan modern.