Kata-kata lain yang sering digunakan oleh orang-orang nonreligius adalah kata-kata umpatan, mengungkit-ungkit fisik, seperti “kepala” dan “leher”, serta kata-kata yang berhubungan dengan kematian, seperti “mati”.
Peran Agama
Sementara sekularisme meningkat di barat, para penulis penelitian mencatat bahwa lebih dari 80% populasi dunia mengidentifikasi beberapa jenis agama, yang nampaknya kini menjadi sebuah tren di masyarakat.
"Agama dikaitkan dengan kesejahteraan dan kehidupan yang lebih lama, tetapi hal itu juga dapat dikaitkan dengan tingkat obesitas dan rasisme yang lebih tinggi,” tutur para peneliti. Bagi mereka, memahami penggunaan bahasa adalah bagian dari gambaran yang lebih besar tentang pemahaman bagaimana afiliasi keagamaan berkaitan dengan kehidupan selanjutnya.
Baca juga: Apa yang Terjadi Saat Seseorang Mati Suri?
Yaden dan rekan-rekannya tidak mengetahui apakah perilaku linguistik yang berbeda antara orang-orang religius dan nonreligius mencerminkan keadaan psikologis orang-orang dalam kelompok tersebut.
Di samping itu, mereka juga tidak mengetahui apakah penggunaan bahasa itu mencerminkan norma sosial sebagai bagian dari kelompok tersebut, atau beberapa kombinasi di antara kedua pertanyaan besar itu. Mereka berharap, penelitian lebih lanjut akan menawarkan lebih banyak wawasan.
Awalnya, Yaden dan rekan-rekannya berharap untuk membandingkan berbagai afiliasi keagamaan satu sama lain, yaitu bagaimana umat Budha berbeda dari orang Hindu, orang Kristen dari Muslim, dan Ateis dari Agnostik. Namun, mereka tidak memiliki cukup data spesifik untuk melakukan analisis ini. "Kami berharap bisa melakukannya begitu ada data yang lebih besar tersedia untuk kami," ucap Yaden.