"Selama periode ini, siklon dapat terjadi, di mana hujan deras dan angin kencang dapat merusak pohon, dedaunan, bunga dan buah sehingga menyebabkan kekurangan makanan dan kelaparan yang parah untuk fauna di pulau (Mauritius), dan diperlukan beberapa bulan untuk kembali normal," jelas Dr Angst.
Nama burung dodo sendiri juga masih misteri, tapi ada yang mengatakan jika julukan itu berasal dari kata Portugis yang berarti "bodoh" karena burung ini tidak takut pemburu. Hidup di pulau terpencil, Mauritus, selama jutaan tahun membuat burung dodo tidak kenal takut. Ditambah dengan ketidakmampuannya untuk terbang, burung dodo menjadi sasaran empuk.
Baca juga: Terdampak Suhu dan Kelembaban, Penyu Laut Jantan Kini Semakin Langka
Burung dengan tinggi sekitar satu meter ini kemudian lenyap setelah kedatangan pelaut dan hewan lain seperti anjing, kucing, babi, dan monyet yang ikut mereka bawa serta ke pulau itu pada abad 17. Penampakan terakhir yang dikonfirmasi pada tahun 1662.
Adanya penelitian terhadap burung ini setidaknya akan menjawab misteri seputar kehidupan burung dodo yang belum terungkap. "Penelitian ini merupakan satu-satunya analisis tulang mikroskopis dodo yang memberikan wawasan baru mengenai sejarah kehidupan burung ikonis ini," imbuh Dr Angst.