Namun, tidak semua orang berlawanan dengan DiNicolantonio dan kolega. Profesor kesehatan anak di University fo California, Robert Lustig, yang menyebut gula sebagai “alkohol untuk anak-anak” berkata bahwa kristal putih yang manis tersebut setara dengan narkoba lemah seperti nikotin, meski tidak sampai menyaingi heroin.
Akan tetapi, Ziauddeen menekankan bahwa gula, bila dilihat dari pandangan metabolisme dan obesitas, sebenarnya tidak berbahaya. “Masalahnya adalah ketika gula ini dituang dalam jumlah banyak ke dalam berbagai macam makanan dan melipatgandakan kandungan kalori di dalam makanan-makanan tersebut,” katanya.
Profesor emeritus bidang nutrisi dan pola makan di King’s College, Tom Sanders, setuju. Dia berkata bahwa indera perasa manusia untuk gula adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Rasa manis juga dapat membantu kita mengenali makanan yang kaya akan vitamin C.
“Masalah terbesar dari gula adalah kerusakan gigi. (Gula) hanya menyebabkan obesitas secara langsung melalui konsumsi minuman manis yang berlebihan,” ujarnya.