6 Hal yang Terjadi Pada Tubuh Saat Melakukan Diet Ketogenik

By , Selasa, 3 Oktober 2017 | 11:00 WIB

Diet ketogenik atau diet keto belakangan ini sangat populer. Pola makan yang memperbanyak konsumsi lemak dan mengurangi karbohidrat ini dianggap efektif untuk menurunkan berat badan. Lagi pula, siapa yang tidak suka disuruh makan steak dan berbagai jenis olahan daging?

Namun untuk memahami bagaimana diet ketogenik bekerja, Anda harus memahami ketosis, proses dimana tubuh kekurangan glukosa untuk bahan bakar—karena tidak makan karbohidrat—dan harus mencari bahan bakar lain yaitu lemak.

Biasanya, Anda memperoleh bahan bakar yang bisa langsung digunakan tubuh dalam bentuk  glukosa yang berasal dari karbohidrat. Karbohidrat sendiri dapat ditemukan pada nasi dan roti, juga pada tepung, biji-bijian, sayuran, kacang polong, produk susu, dan buah-buahan.

"Bila karbohidrat tersedia, tubuh secara alami akan menggunakannya untuk pembakaran energi dan bukan menggunakan lemak tubuh yang tersimpan. Namun, saat kita menghilangkan karbohidrat dari makanan kita, tubuh kita mulai memecah lemak dan mengubahnya dalam bentuk keton untuk bahan bakar yang lebih efisien tapi umumnya kurang dimanfaatkan," jelas Pamela Nisevich Bede MS, RD, CSSD, LD.

Pamela menambahkan, keton adalah zat yang diproduksi oleh hati saat tubuh memecah lemak untuk energi, yang kemudian dilepaskan ke dalam darah. Sel tubuh Anda menggunakan keton untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

Bila keton dalam darah meningkat, dan tubuh mengubah sumber bahan bakar dari keton, maka akan terjadi perubahan yang luar biasa. Apa saja perubahan itu? Berikut 6 hal yang akan dialami tubuh ketika menjalani diet keto.

1. Tingkat Insulin Turun

Biasanya, setelah Anda makan nasi atau makanan yang mengandung glukosa, kadar insulin akan naik. Tapi ketika Anda berada dalam ketosis, kadar insulin akan turun, kata Steve Hertzler, PhD, RD peneliti ilmiah utama di EAS Sports Nutrition.

"Dengan tingkat insulin yang lebih rendah, diyakini asam lemak lebih mudah dilepaskan dari jaringan tubuh, agar bisa digunakan untuk bahan bakar," jelasnya.

Karena tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama dan bukan karbohidrat, tubuh akan membakar lebih banyak lemak, yang berarti Anda benar-benar bisa kehilangan beberapa kilogram dengan cepat.

2. Rasa Lapar Berkurang

Karena Anda meningkatkan konsumsi protein, maka perut akan terasa kenyang lebih lama. Tapi di luar itu, diet ketogenik juga bisa berperan dalam menekan nafsu makan, kata Hertzler.

"Satu teori adalah bahwa tubuh Anda merespons diet ketogen seperti layaknya keadaan puasa. Tubuh beradaptasi dengan pembakaran lemak sebagai bahan bakar, melepaskan keton ke dalam darah," jelasnya. "Hal ini akan membuat sinyal lapar di otak berkurang."

3. Anda Mulai Merasa Sakit

Keto dapat memiliki beberapa efek samping yang tidak menguntungkan, salah satunya dikenal sebagai "Keto Flu" atau gejala yang dialami sebagai satu transisi dari konsumsi karbohidrat menjadi lemak. Kemungkinan efek sampingnya meliputi sakit kepala, mual, keram otot dan kelelahan.

4. Napas Jadi Berbau

Anda mungkin perlu membawa beberapa permen mint untuk mengharumkan mulut. "Beberapa orang mungkin memiliki perubahan bau nafas pada saat diet ketogenik," kata Hertzler. Mengapa perlu mengkonsumsi permen? "Salah satu keton yang diproduksi di hati adalah aseton dan itu memiliki bau khas," kata Hertzler.

5. Sulit Buang Air Besar

Karena tidak mendapatkan cukup serat dan nutrisi lainnya, Anda mungkin akan mengalami beberapa ketidaknyamanan pencernaan selama diet keto. "Pelaku keto diet sering mengalami sembelit sebagai gejala umum, karena asupan serat yang lebih rendah," kata Hertzler. Coba tambahkan suplemen serat rendah karbohidrat untuk memudahkan gejalanya.

6. Tubuh Mungkin Akan Melambat

Jika Anda seorang atlet, performa mungkin sedikit lamban pada tahap transisi awal. Sementara menyesuaikan diri dengan makanan jenis baru itu, tubuh mungkin akan merasa sedikit lelah.

Sebenarnya, saat tubuh sudah membiasakan diri dengan ketosis, kinerja Anda mungkin akan meningkat. "Banyak atlet menemukan bahwa mereka bisa latihan intens lebih baik setelah menyesuaikan diri dengan diet keto," katanya.

Meski begitu, hal yang harus digarisbawahi adalah bahwa efek diet ini tidak sama bagi setiap orang. Bila Anda dan tubuh Anda merasa cocok, maka cara ini bisa diteruskan. Namun bila tidak, Anda bisa mencoba jenis diet yang lain.