Bisa Komodo Berpotensi Mengobati Penggumpalan Darah Pada Manusia

By , Kamis, 5 Oktober 2017 | 14:00 WIB

Seorang peneliti asal Queensland, Australia,  Associate Professor Bryan Fry sudah melakukan kunjungan ke beberapa tempat untuk mendapatkan bisa dari komodo.

Caranya adalah membujuk binatang ini guna menggigit sebuah mainan plastik, sehingga bisanya bisa didapat, dan kemudian menguji apakah bisa tersebut bisa digunakan untuk mengatasi penggumpalan darah di tubuh manusia.

Para ilmuwan baru menemukan bahwa beberapa jenis kadal memiliki bisa beracun 11 tahun lalu, dan mereka sekarang menyakini bahwa racun yang ada dalam bisa itu hanya akan berakibat rasa sakit atau pembengkakan bila seseorang digigit binatang seperti komodo.

Baca juga: Semut Bisa Menjadi 'Pabrik Obat' Bagi Manusia?

Associate Professor Bryan Fry dari University of Queensland mengatakan penemuan bahwa bisa dari binatang jenis kadal bisa berguna bagi pengobatan adalah sebuah terobosan.

"Penggumpalan darah adalah masalah kesehatan serius, yang bisa terjadi seperti penggumpalan darah di vena dalam (deep vein thrombosis) sampai ke serangan stroke, jadi kita berbicara mengenai sesuatu yang mempengaruhi dan memakan korban jutaan orang setiap tahunnya," kata Fry.

Enam belas spesies kadal dari Australia, Asia dan Afrika termasuk komodo yang hanya ditemukan di Indonesia sudah diteliti dan diuji selama tiga tahun, dan hasilnya diterbitkan di jurnal Toxins.

Tim ahli, termasuk Fry menemukan bahwa bisa dari kadal ini bisa bekerja untuk mengencerkan darah, sehingga mencegah terjadi penggumpalan, atau bila ada penggumpalan, bisa menguraikannya.

Bagaimana mengambil bisa dari komodo

Diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan teknik yang benar guna mengambil bisa dari binatang kadal raksasa seperti komodo.

"Cara yang kami lakukan adalah membuat binatang itu mengunyah sesuatu yang lembut seperti  ayam dari karet atau semacamnya, dan bisanya akan mengalir dari sisi mulutnya." kata Fry.

Dia mengatakan sekarang para peneliti di University of Queensland akan menghabiskan waktu selama beberapa tahun untuk melakukan uji coba di laboratorium untuk bahan lain, yang sama guna menguji kekuatan bisa.

"Sekarang kami sudah mengetahui fungsi dari berbagai bahan yang ada dalam bisa, kami bisa membuat versi baru dan kemudian melakukan berbagai uji terhadapnya."