Bentuk Bumi: 7 Cara Sederhana untuk Buktikan Bahwa Bumi Itu Bulat

By National Geographic Indonesia, Kamis, 5 Oktober 2017 | 19:00 WIB
Bentuk bumi (Thinkstock)

Ketiga, perhatikan gerhana. Lagi-lagi kita akan menengok pada pembuktian Aristoteles. Murid Plato itu melakukan eksperimen pada gerhana bulan. Saat itu, bayangan bumi di wajah matahari melengkung. Fenomena gerhana matahari menandakan bahwa bulan, bintang, dan planet saling mengorbit.

Jika bumi datar, dan matahari dan bulan merupakan benda kecil yang melayang di atasnya, gerhana matahari total yang terjadi di Amerika Utara pada Agustus 2017 lalu menjadi sulit dipahami.

Baca juga: Astronom Temukan Lubang Hitam yang Tumbuh Paling Cepat di Alam Semesta

Keempat, panjatlah pohon. Cara ini sangatlah mudah dan setiap orang bisa melakukannya. Dengan naik ke tempat yang lebih tinggi, Anda bisa melihat lebih jauh dari sebelumnya.

Kelengkungan bumi hanya memberikan jarak pandang sejauh lima kilometer ke depan. Bila bumi datar, seharusnya jarak pandang yang bisa dilihat tetap sama berapapun ketinggian Anda.

Kelima, jika Anda cukup beruntung dengan punya banyak uang, naiklah penerbangan keliling dunia. Perusahaan penerbangan AirTreks telah menyediakan jasa seperti itu.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Opticstahun 2008, kurva Bumi agak terlihat pada ketinggian sekitar 10 kilometer, selama Anda punya sudut pandang 60 derajat.

Lengkungan ini semakin terlihat ketika Anda mencapai ketinggian 15 kilometer, sesuatu yang dulu mudah dicapai oleh para penumpang pesawat jet Concorde yang terbang pada ketinggian 18 kilometer.

Baca juga: 5 Jenis Makanan untuk Buka Puasa yang Cepat Pulihkan Energi Anda

Keenam, melalui balon cuaca. Hal ini pernah dilakukan oleh mahasiswa University of Leicester pada Januari 2017 yang mengikatkan kamera di balon cuara. Naik hingga naik 23,6 kilometer, rekaman menunjukkan adanya lengkungan cakrawala.

Terakhir, cara yang cukup murah dan sederhana: pembandingan bayangan. Cara ini pernah digunakan oleh matematikawan Yunani bernama Eratosthenes untuk memperkirakan keliling bumi.

Dia membandingkan bayangan titik balik matahari antara Aswan dan Alexandria yang lebih di utara. Tepat pada pukul 12 siang, matahari yang berada di atas kepala tak menghasilkan bayangan saat Eratosthenes berada di Aswan. Sebaliknya, bayangan muncul dari tongkat yang dipasang di Alexandria pada jam yang sama.

Baca juga: PBB: 68% Populasi Dunia Akan Tinggal di Area Perkotaan Pada 2050

Ketika mendapati hal ini, Eratosthenes pun menyadari bahwa dia bisa menghitung keliling bumi jika mengetahui sudut bayangan dan jarak antara kedua kota tersebut.

Mari bayangkan jika bumi datar. Perbedaan panjang bayangan tentunya tak akan terjadi karena posisi matahari relatif akan sama terhadap tanah. Namun, karena bumi berbentuk bulat, posisi matahari pun berbeda, walaupun kedua kota tersebut hanya berjarak beberapa ratus kilometer.

Artikel ini sudah pernah tayang sebelumnya di Kompas.com dengan judul Tak Perlu Kirim Satelit, Ada 7 Cara Buktikan Bumi Itu Bulat.