"Banyak orang yang kelebihan berat badan mungkin melewatkan sarapan atau makanan lain dengan harapan menurunkan berat badan. Tetapi harus diingat bahwa penelitian telah berulang kali menunjukkan bahwa hal tersebut bertentangan dengan kepercayaan umum. Kebiasaan semacam itu dapat dikaitkan dengan (penambahan berat badan) dan kemungkinan akan mengarah pada kelainan metabolik. Termasuk peningkatan risiko sindroma metabolik dan diabetes, "kata Dr. Prakash Deedwania, penulis tajuk rencana dan peneliti di University of California, San Francisco.
"Memang, penelitian ini telah membuktikan konsep lama bahwa sarapan adalah makanan terpenting hari ini," kata Deedwania melalui email.
Individu yang rutin sarapan juga cenderung memiliki gaya hidup sehat, berolahraga lebih banyak, makan lebih baik dan merokok lebih sedikit daripada orang-orang yang melewatkan sarapan mereka, kata Marie-Pierre St-Onge, seorang peneliti nutrisi di Columbia University Medical Center di New York City yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Menurut saya, untuk semua orang, mengonsumsi sarapan yang sehat adalah cara yang bagus untuk memenuhi kebutuhan untuk buah-buahan, biji-bijian, protein tanpa lemak," kata St-Onge melalui email.
“Tidak perlu yang banyak,” kata St-Onge menambahkan. “Banyak orang tidak lapar di pagi hari, dan itu tidak harus menjadi sangat rumit.”
Yang penting jangan menunggu terlalu lama untuk makan, karena orang mungkin akan menggunakan makanan ringan yang tidak sehat atau apa pun yang bisa mereka ambil untuk memberikan dorongan kenyang sampai tiba waktunya makan siang, katanya.
"Melakukan sarapan yang sehat hanya membuat suasana yang tepat untuk sisa hari ini," tambah St-Onge.
Artikel ini sudah pernah tayang sebelumnya di Voa Indonesia dengan judul Tidak Suka Sarapan, Hati-hati Risiko Penebalan Arteri.