Industri dan Aktivis Lingkungan Hidup Menentang Rencana Batu Bara Trump

By , Senin, 16 Oktober 2017 | 15:00 WIB
()

Uap dan asap naik dari menara pendingin dan cerobong asap dari pembangkit listrik di Juliette, Georgia. Emitor tunggal terbesar gas rumah kaca di Amerika Serikat, ia membakar 12 juta ton batu bara per tahun. (Robb Kendrick/National Geographic)

 

Rencana Penyelamatan

Rencana tersebut akan memberikan kompensasi kepada pemilik pembangkit listrik yang bisa mempertahankan pasokan bahan bakar selama 90 hari terhadap berbagai elemen. Kritikus mengatakan, rencana ini bisa menyebabkan subsidi yang bernilai miliaran dolar.

Kelompok-kelompok lingkungan hidup mengatakan rencana ini akan meningkatkan penggunaan bahan bakar yang kotor dan merugikan konsumen. Di lain pihak, industri energi memperingatkan mengenai campur tangan di pasar bebas dan perusahaan-perusahaan akan mengeluh mengenai ongkos energi tinggi yang bisa dibebankan kepada konsumen.

"Rick Perry mencoba menyorongkan rencana penyelamatan industri batu bara dan nuklir yang keterlaluan dengan membebankan konsumen Amerika," kata Kit Kenedy, pakar kebijakan energi untuk Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam. "Usulan radikal ini akan mengakibatkan tagihan-tagihan energi yang lebih tinggi untuk konsumen dan para pebisnis, serta kualitas udara yang kotor dan peningkatan masalah-masalah kesehatan."

Sebuah koalisi kelompok industri, mulai dari Dewan Energi Terbarukan Amerika, hingga Institut Perminyakan Amerika dan Asosiasi Pasokan Gas Alam juga mengecam rencana tersebut dengan mengatakan hal itu bisa merugikan "seluruh industri dan puluhan ribu pekerja mereka."

Konsumen Energi Industri Amerika, sebuah kelompok yang mewakili Dow, Koch Industries dan perusahaan manufaktur raksasa lainnya, adalah bagian dari kelompok yang melobi untuk melawan rencana tersebut. Dalam surat kepada Kongres, kelompok tersebut menyebut proposal itu "anti kompetitif" dan mengatakan rencana itu bisa membalikan atau "merusak pasar listrik kompetitif, menaikkan harga listrik untuk seluruh konsumen dan merugikan industi manufaktur Amerika.