Dengan Rekayasa Genetika, Nilai Gizi Jagung Dapat Ditambah

By , Senin, 16 Oktober 2017 | 16:00 WIB

Selain padi dan gandum, jagung juga merupakan tanaman pangan penghasil karbohidrat terpenting di dunia. Tidak seperti orang Indonesia, penduduk Amerika menjadikan jagung sebagai sumber makanan pokok.

Jagung juga dapat diproses sehingga berubah bentuk menjadi bahan dasar tepung maizena. Tidak hanya itu, berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai produk industri farmasi, kosmetika, dan kimia.

Kegunaan jagung tersebutlah yang mendorong sekelompok periset Amerika menuju keberhasilan dalam merekayasa jagung secara genetika. Hasil dari rekayasa ini adalah jagung dapat mengandung lebih banyak asam amino dan dapat bermanfaat bagi jutaan orang di seluruh dunia. Pada sisi lain, hasil riset tersebut juga dapat mengurangi biaya pakan ternak.

Baca Juga : Jagung Permata, Varietas Langka Kembali Naik Daun

Terobosan tersebut dimuat pada sebuah laporan dalam jurnal National Academy of Sciences, yang dikaji-ulang oleh sesama ilmuwan.

Para periset menggambarkan proses tersebut. Mereka seperti memberikan infus cairan berisi sejenis bakteri ke dalam jagung untuk dapat meningkatkan produksi metionin, sejenis asam amino yang umumnya terdapat dalam daging.

“Kami menambah nilai nutrisi jagung, komoditas terbesar yang ditanam di bumi,” kata Thomas Leustek, Profesor Departmen Biologi Tanaman, Universitas Rutgers dan rekan penulis penelitian tersebut kepada VOA dalam sebuah wawancara.

Baca Juga : Bagaimana Tanaman Hibrida Dihasilkan?

“Umumnya jagung digunakan sebagai pakan ternak, tapi jagung tidak mengandung metionin – sebuah asam amino kunci dan kami temukan suatu cara efektif untuk menambahkan asam amino itu pada jagung,” ujar Profesor Leustek.

Untuk menguji kandungan gizi dalam jagung hasil rekayasa genetika itu, ilmuwan memberi pakan jagung kepada ayam di Universitas Rutgers, ujar Joachim Messing. Messing adalah rekan riset Profesor Leustek.