Bila dua tumbuhan yang secara genetik serupa—misalnya dua jenis atau varietas tomat yang berkerabat dekat—dibiakkan bersilang, keturunannya disebut hibrida. Pada umumnya, tanaman hibrida lebih baik daripada induknya dalam pertumbuhan, hasil, dan kekuatannya. Gejala yang dikenal sebagai kekuatan hibrida atau heterosis ini telah lama memengaruhi pembudidayaan, karena petani telah secara agak untung-untungan mencoba memperbaiki tanaman mereka melalui persilangan acak dan pemilihan secara masal. Namun, pada awal Abad ke-20, ilmu genetika yang masih muda mengungkapkan bahwa ciri-ciri diwariskan dari generasi ke generasi lewat gen. Penemuan ini memungkinkan manusia mengendalikan proses hibridasi dengan teliti.
Keturunan unggul hasil penyilangan dua varietas tumbuhan sejenis disebut hibrida F1. Namun, hibrida F1 tidak membiak dengan setia. Bila bijinya disebarkan, generasi berikutnya (F2) tidak bermutu rata. Untuk memastikan konsistensi hibrida F1, galur-galur induknya harus disilangkan tiap tahun untuk memroleh biji baru.
Pembiak tanaman kini menerapkan pengetahuan genetika untuk mengembangkan hibrida dengan berbagai ciri yang diinginkan—misalnya ketahanan terhadap penyakit, atau kecenderungan berbuah manis. Proses dasarnya meliputi pemilihan tanaman induk yang memberi harapan, menyilangkannya, dan menanam biji silangnya. Karena pembiak biasnaya melakukan penyilangan balik selama beberapa genearasi dan menanam ribuan semai sebelum mempersempit pemilihan menjadi beberapa yang memenuhi harapan, menghasilkan hibrida unggul dapat memakan waktu lebih dari satu dasawarsa.
Membiakkan jagung terbaik
Karena pada jagung biasnaya terjadi penyerbukan silang, jagung memberikan contoh yang bagus tentang efek-efek buruk pembiakan sekerabat. Bila keturunan yang banyak hasilnya berulang kali diserbuki sendiri, kekuatan, hasil, dan mutu akan merosot karena isolasi genetikanya.
Jalan menuju jagung F1
Setelah suatu biakan jagung mengadakan penyerbukan sendiri selama beberapa generasi, suatu galur induk murni dengan sifat-sifat terpilih dihasilkan. Selama itu, tumbuhannya menjadi lebih kecil dan hasilnya berkurang. Inilah gejala depresi pembiakan sekerabat. Tetapi, menyilangkan dua galur murni, menghasilkan keturunan F1 yang kuat. Dengan gabungan sifat-sifat terbaik kedua induknya. Inilah kekuatan hibrida.
Tanaman keturunan nenek moyang kuno
Kebanyakan varietas jagung yang dibiakkan pada zaman sekarang adalah keturunan suatu jenis liar yang tumbuh di Meksiko lebih dari 7.000 tahun yang lalu. Jagung makanan ternak dan jagung manis yang dimakan manusia hampir selalu merupakan varietas hibrida.
Hibridasi jagung
Untuk menghasilkan hibrida F1, petani menanam dua galur murni jagung pilihan dalam dua baris berselang-seling di ladang. Maka, penyilangan terjadi secara alami, dengan penyerbukan silang, karena organ rerproduksi tiap tanaman lebih menyukai serbuk sari dari galur yang lain.
Aneka tanaman hibrida
Di toko bahan makanan dan pasar, banyak sekali buah dan sayuran hibrida. Banyak stroberi, tomat, paprika hijau, bwang bombai, dan aneka jenis bayam yang dapat diperoleh di mana-mana dalam hibrida.
Orang suka menanam tumbuhan hibrida dengan berbagai alasan. Hibrida dibiarkan agar tahan penyakit, hama, dan kekeringan, maka pada umumnya hasil panen tanaman hibrida itu lebih besar dan lebih biak. Hibrida juga merupakan versi yang seragam, lebih bagus, lebih lezat, dan lebih awet dari banyak buah-buahan dan sayuran.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR