Tulisan “Allah” dan “Ali” ditemukan pada pakaian pemakaman Viking. Kedua kata itu ditenun dengan pola Kufic geometri yang dirajut dengan benang perak di atas sutra.
Ini bukan sekadar kebetulan. Pasalnya, tulisan “Allah” dan “Ali” ditemukan pada sedikitnya 10 dari 100 pakaian sutra dalam kuburan kapal abad ke-9 dan ke-10 di sekitar Gamla, Uppsala, dan juga di ruang kuburan di situs Viking seperti di Birka, Swedia Mälardalen.
"Ini adalah penemuan yang sangat penting karena ini menunjukkan bahwa kita tidak dapat melihat periode historis ini sebagai 'khas Nordik'," kata Annika Larsson, seorang arkeolog tekstil di Universitas Uppsala, kepada The Local 12 Oktober 2017.
"Ini menunjukkan kepada kita bahwa orang Viking memiliki kontak dekat dengan budaya lain, termasuk dengan dunia Islam," imbuhnya lagi.
Temuan ini terjadi ketika Larsson dan timya tengah membuat kembali pola pada pakaian penguburan untuk pameran Viking “Viking Couture” di Museum Enköping di Swedia.
Dia sempat kelimpungan memahami arti dari kedua tulisan tersebut. Namun, dia ingat pernah melihat pola serupa pada tekstil Moor dari Spanyol. Sebagai informasi, Moor merupakan orang muslim di zaman petengahan yang hidup di semenanjung Iberia yang kini berada di wilayah Spanyol dan Portugis.
Bagi tim arkeolog, menguraikan aksara “Ali” relatif lebih mudah. Sebab, tulisan “Allah” pada pakaian terbalik dan baru bisa dibaca ketika dipantulkan pada kaca.
Kepada BBC 12 Oktober 2017, Amir De Martino dari Islamic College, London, berkata bahwa penjelasan yang paling mungkin adalah pola itu disalin dengan tidak benar.
Larsson percaya bahwa bangsa Viking tidak semata menjalin hubungan perdagangan dengan dunia Muslim, tetapi juga pertukaran kebiasaan dan gagasan.
"Agaknya, kebiasaan pemakaman Viking dipengaruhi oleh Islam dan gagasan tentang kehidupan kekal di surga setelah kematian," kata Larsson seperti dikutip dari Science Alert 13 Oktober 2017.
Dia melanjutkan, barang-barang pemakaman, seperti pakaian indah yang dijahit halus dengan kain eksotis hampir tidak mencerminkan kehidupan sehari-hari mendiang. Hal ini sama seperti pakaian formal zaman kita yang tidak mencerminkan kehidupan kita sehari-hari.
"Bahan makam yang kaya seharusnya dipandang sebagai ungkapan nyata dari nilai-nilai yang mendasarinya," tambahnya lagi.
Meski penemuan ini sangat menarik, beberapa temuan terkait budaya Viking dan Muslim telah lebih dulu terjadi.