Di dunia ini selalu terdapat dua kutub yang berbeda, salah satunya soal kekayaan.
Banyak negara yang cukup kaya sehingga rakyatnya hidup berkecukupan dan makmur.
Namun, tak sedikit negara-negara yang masuk kategori miskin yang masih berjuang untuk mengangkat taraf hidup rakyatnya.
Biasanya perang berkepanjangan ditambah ketidakstabilan politik dan pemimpin yang otoriter menjadi sebab utama kemiskinan sebuah negara.
Berikut daftar 5 negara paling miskin di dunia saat ini yang kebetulan semuanya berada di benua Afrika.
1. Somalia
Somalia yang terletak di kawasan Tanduk Afrika ini di zaman purba pernah menjadi pusat perdagangan yang cukup penting.
Bahkan, kala itu beberapa kerajaan di Somalia misalnya Kekaisaran Ajuran, Kesultanan Adal, Kesultanan Warsangali, dan Kesultanan Geledi pernah mendominasi perdagangan regional.
Pada abad ke-19, Inggris dan Italia menduduki kawasan pesisir negeri ini dan mulai menjadikan Somalia koloni mereka.
Kekuasaan Italia berakhir pada 1941 dan setelahnya Somalia sepenuhnya menjadi jajahan Inggris.
Pada 1960, dua wilayah protektorat yaitu Somaliland Inggris dan Somaliland Italia sepakat bersatu dan membentuk negara Somalia.
Pada 1969, Dewan Revolusioner Tertinggi di bawah kepemimpinan Mohamed Siad Barre merebut kekuasaan dan mendirikan Republik Demokratik Somalia.
Pemerintahan Siad Barre runtuh pada 1991 dan memicu perang saudara dengan berbagai faksi bersenjata bersaing berebut kekuasaan.
Dengan kekuasan pemerintah yang amat lemah bahkan bisa dikatakan vakum, Somalia menjadi sebuah negara gagal.
Meski perlahan Somalia mulai berbenah dan pemerintah nasional yang didukung Barat mulai terbentuk, kemiskinan akibat perang berkepanjangan belum beranjak dari negeri ini.
Somalia kini memiliki penduduk sekitar 14 juta jiwa dengan pendapatan perkapita hanya 400 dolar AS. Dengan fakta ini maka Somalia merupakan negara paling miskin di dunia.
2. Republik Afrika Tengah (CAR)
CAR merupakan negara tanpa pantai bekas jajahan Perancis memiliki luas wilayah 620.000 kilometer persegi dengan penduduk sekitar 4,6 juta jiwa.
Negeri ini sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun, tetapi perbatasannya saat ini murni dibuat oleh Perancis yang menjajah sejak akhir abad ke-19.
Setelah merdeka dari Perancis pada 1960, CAR berulang kali dipimpin para pemimpin autokratik, bahkan pernah mencoba untuk menjadi kerajaan meski akhirnya gagal.
Pada 1993 pemilihan umum multi-partai pertama digelar di negeri itu yang mengantar Ange-Felix Patasse sebagai presiden.
Namun, pada 2003, Patasse digulingkan Jenderal Francois Bozize lewat sebuah kudeta yang memicu perang saudara pada 2004.
Meski kesepakatan damai diteken pada 2007 dan 2011 perang antar-faksi bersenjata kembali pecah pada Desember 2012 yang bermuara pada pembersihan etnis dan pemeluk agama minoritas.
Negeri ini sebenarnya memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti minyak bumi, emas, berlian, kobalt, kayu, dan tenaga air.
Namun karena perang terus menerus potensi alam yang melimpah itu tak tertangani sehingga membuat CAR menjadi salah satu negara paling miskin di dunia.
Pada 2015, menurut Indeks Pembangunan Manusia (HDI), CAR merupakan negara dengan level pembangunan manusia terendah dari 188 negara di dunia.
Alhasil, negeri ini begitu miskin dengan pendapat per kapita rakyatnya hanya sebesar 684 dolar AS setahun.
3. Burundi
Burundi adalah negara kecil di kawasan Danau Besar Afrika yang berbatasan dengan Rwanda, Tanzania, dan Republik Demokratik Kongo.
Selama lebih dari 200 tahun, Burundi adalah sebuah kerajaan merdeka hingga Jerman menduduki negeri mungil itu pada awal abad ke-20.
Saat Jerman kalah pada Perang Dunia I, Burundi kemudian diserahkan kepada Belgia hingga merdeka pada 1962.
Setelah merdeka, Burundi tetap menjadi kerajaan tetapi serangkaian pembunuhan, kudeta, dan instabilitas regional mengubah Burundi menjadi republik dengan satu partai politik pada 1966.
Pada 1970-an lalu kemudian pada 1990-an terjadi perang saudara dan pembersihan etnis yang mengakibatkan negeri itu terlalu sibuk memikirkan pembangunan ekonomi.
Akibatnya rakyat Burundi hanya memperoleh pendapatan per kapita 800 dolar AS setahun. Selain itu, Burundi juga dinobatkan sebagai negara paling tidak bahagia kedua pada 2017.
4. Republik Demokratik Kongo (RDK)
Satu lagi negeri Afrika Tengah bekas jajahan Perancis yang masuk dalam katagori negara termiskin di dunia.
Negeri ini memiliki wilayah terluas kedua di Afrika dan merupakan negara terbesar ke-11 di dunia.
Dengan populasi lebih dari 78 juta jiwa, RDK menjadi negara terpadat keempat di Afrika dan ke-17 di dunia.
Sejak 90.000 tahun lalu manusia sudah menghuni wilayah DRK. Berbagai kerajaan besar pernah berdiri seperti Kongo, Luba, dan Lunda.
Hingga pada 1885 sebagai hasil Konferensi Berlin, Kongo menjadi properti pribadi Raja Leopold II dari Belgia.
Raja Leopold kemudian memaksa rakyat Kongo menanam dan memproduksi karet. Akibatnya dalam rentang waktu 1885-1908 jutaan rakyat Kongo tewas akibat kelaparan dan eksploitasi.
Pada 1908, pemerintah Belgia mengambil alih pengelolaan Kongo dan mengubah namanya menjadi Kongo Belgia.
Kongo Belgia kemudian merdeka pada 30 Juni 1960 dan menyebut dirinya Republik Kongo dengan Patrice Lumumba menjadi PM Pertama dan Joseph Kasa-Vubu menjadi presiden pertama.
Tak butuh waktu lama, krisi politik kemudian muncul di negeri yang baru itu ketika Provinsi Katanga yang dipimpin Moise Tshombe dan Kasai Selatan mencoba memisahkan diri.
Lumumba kemudian dipecat dari jabatannya setelah meminta bantuan Uni Soviet untuk menangani krisis di Kongo.
Lalu dengan bantuan AS dan Belgia, pasukan yang loyal kepada Jenderal Joseph-Desire Mobutu menangkap Lumumba sekaligus melakukan kudeta.
Lumumba sendiri diserahkan kepada pasukan Katanga pada 17 Januari 1961, dan kemudian dieksekusi pasukan Katanga yang dipimpin Belgia.
Pada 1965, Joseph-Desire Mobutu yang kemudian dikenal dengan nama Mobutu Sese Seko melakukan kudeta kedua . Pada 1971 dia mengubah nama negeri itu menjadi Zaire dan dijalankan sebagai negara satu partai.
Meski otoriter, pemerintahan Mobutu mendapat dukungan AS karena menentang Uni Soviet selama Perang Dingin.
Pada 1990-an, kekuasan Mobutu mulai melemah. Ketidaksukaan suku Tutsi Kongo memicu invasi Rwanda pada 1996 yang mengakibatkan pecahnya Perang Kongo Pertama yang mengakhiri kekuasaan 32 tahun Mobutu Sese Seko.
Pada 17 Mei 1997, Laurent-Desire Kabila, pemimpin milisi Tutsi dari Provinsi Kivu Selatan menjadi presiden dan mengubah nama negeri itu menjadi Republik Demokratik Kongo.
Pada 1998-2003 Perang Kongo II pecah dan melibatkan setidaknya sembilan negara Afrika dan sekitar 20 faksi bersenjata. Perang ini mengakibatkan 5,4 juta orang tewas.
Dua perang ini menghancurkan perekonomian RDK. Pada 2001 Presiden Laurent Kabila tewas dibunuh pengawalnya sendiri. Delapan hari kemudian putranya Joseph Kabila berkuasa.
Meski kaya akan sumber daya alam, perang dan ketidakstabilan politik serta buruknya infrastruktur membuat perekonomian RDK macet.
Alhasil rakyat negeri ini hanya memiliki pendapatan per kapita 800 dolar AS membuat negeri ini menjadi salah satu yang termiskin di dunia.
5. Liberia
Meski memiliki bendera mirip Amerika Serikat, nasib Liberia tak sama dengan AS terutama dalam urusan kekayaan.
Negeri di Afrika Barat ini memiliki luas wilayah 111.369 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 4,5 juta jiwa.
Liberia berawal dari sebuah permukiman Masyarakat Kolonisasi Amerika (ACS), yang meyakini warga kulit hitam memiliki peluang hidup lebih baik di Afrika ketimbang di Amerika Serikat.
Negeri ini menyatakan kemerdekaannya pada 26 Juli 1847 dan Inggris menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Liberia.
Amerika Serikat malah tidak mengakui kemerdekaan Liberia hingga pecahnya Perang Saudara Amerika pada 5 Februari 1862.
Dengan fakta ini, Liberia menjadi negara Afrika pertama yang memproklamasikan kemerdekaan dan menjadi republik pertama sekaligus tertua di Afrika.
Namun, ketegangan politik berujung kudeta militer pada 1980 yang menggulingkan kekuasaan Presiden William R Tolbert.
Setelah tergulingnya Tolbert, selama lima tahun militer berkuasa yang kemudian dilanjutkan kekuasaan sipil lalu disusul dua perang saudara Liberia.
Akibat kedua perang itu sebanyak 250.000 orang atau 8 persen dari populasi Liberia, tewas. Dampak lainnya adalah perekonomian Liberia menyusut hingga 90 persen.
Kesepakatan damai yang diteken pada 2003 berujung pada pemilu demokratis pada 2005 yang menghantarkan Ellen Jonhson Sirleaf menjadi presiden.
Perlahan perekonomian Liberia mulai merangkak tetapi 85 persen warga negeri itu masih hidup dalam kemiskinan dengan pendapatan hanya 880 dolar AS per tahun.
Artikel ini sudah pernah terbit sebelumnya di Kompas.com dengan judul Lima Negara Ini Merupakan yang Paling Miskin di Dunia.