Gitanjali Rao, Gadis 11 Tahun Penemu Sensor Kadar Timbal Air

By , Jumat, 20 Oktober 2017 | 20:00 WIB

Perangkat yang diberi nama Rao Tethys ini menggunakan karbon-nanotube untuk mendeteksi keberadaan timbal dalam air.

(Baca juga: Mengapa Kita Harus Peduli Terhadap Air limbah dan Pengelolaannya?)

Rao menyetel karbon-nanotube untuk mendeteksi timbal, memasangkan perangkat tersebut dengan aplikasi seluler yang menampilkan status air.

Setelah kemenangannya, Rao mengatakan bahwa ia berharap bisa memperbaiki perangkat ini lebih baik lagi.

Pada akhirnya nanti, ia berharap bisa menjual sensor ini kepada semua orang yang tinggal di daerah terkontaminasi timbal.

Rao yang bercita-cita menjadi ahli genetika atau ahli epidemiologi ini mengatakan kontaminasi timbal menarik baginya karena menggabungkan kedua disiplin ilmu tersebut.

"Jika anda mandi dengan air yang terkontaminasi, kemudian dengan mudah mendapatkan ruam akan dipelajari oleh ahli epidemiologi," katanya.

(Baca juga: Air Langit untuk Masyarakat Dunia)

"Dan jika seseorang meminum air tersebut, kemungkinan memiliki anak yang cacat, meskipun kemungkinannya kecil." sambung Rao.

Bagaimana pun, Rao mengatakan tujuannya dengan perangkat yang diberi nama dewi air Yunani itu adalah untuk menjangkau sebanyak mungkin orang.

"Saya mempelajari sedikit dari kedua topik ini karena saya sangat tertarik dengan bidang ini," tutur Rao.

"Dan kemudian saya menemukan perangkat ini untuk membantu menyelamatkan nyawa." tutupnya.

Artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.com dengan judul Gadis 11 Tahun Temukan Cara Deteksi Timbal Berbahaya dalam Air