Burung Laut Menjadi Contoh Orangtua yang Baik, Benarkah?

By , Jumat, 27 Oktober 2017 | 20:00 WIB

Berbeda dengan manusia, burung laut rupanya tidak menentukan peran orangtua berdasarkan jender. Sebaliknya, ayah dan ibu saling bergantian untuk merawat anak dan mencari ikan.

Hal ini diungkapkan oleh Linda Takahashi, Anne Storey, Sabina Wilhelm, dan Carolina Walsh dalam edisi Juli 2017 dari jurnal The Auk: Ornithological Advances.

Para peneliti menemukan bahwa burung laut yang biasanya hanya menghasilkan satu telur dalam musim kawin menentukan giliran untuk jaga anak dan cari ikan dengan saling merapikan bulu satu sama lain. Dalam sehari, pertukaran peran bisa terjadi tiga hingga empat kali.

Baca Juga : Tui, Si Burung Pemarah. Ia Tersinggung jika Saingannya Berkicau Lebih Baik

Namun, perubahan tidak selalu berjalan lancar. Walsh yang juga seorang peneliti perilaku hewan di Memorial University of Newfoundland, Kanada, berkata kepada ScienceNews 9 Mei 2017 bahwa dalam video yang mendokumentasi kegiatan 16 pasang burung laut, pertukaran peran hanya terjadi 198 kali.

Lalu, orangtua burung laut yang gagal bertukar peran akan melompati anaknya beberapa kali dan saling merapikan bulu sebelum salah satu akhirnya pergi untuk mencari ikan.

“Tindakan ini seakan-akan mereka sama-sama tidak mau meninggalkan koloni,” ujarnya.

Kejadian ini bahkan terjadi setidaknya satu dari lima kali, terutama ketika burung yang kembali dari laut gagal membawa ikan.

Para peneliti menulis bahwa orangtua yang tidak mau bertukar peran tampak lambat dalam merapikan bulu pasangannya. Mereka juga tidak mau berpindah dari posisinya dan memaksa pasangannya untuk pergi memancing lagi.

Baca Juga : Setelah 23 Tahun Ditemukan, Spesies Burung Ini Akhirnya Berhasil Diidentifikasi

Selain untuk menentukan giliran, Walsh berkata bahwa ritual ini juga menjadi cara burung laut untuk mengomunikasikan kesehatannya.

Dengan menahan penataan bulu dan mengundur ritual pertukaran peran, burung laut yang merasa tidak sehat dapat bernegosiasi dengan pasangannya untuk menjaga anak dan beristirahat.

Bagi burung-burung ini, terbang ke laut untuk mencari ikan menghabiskan banyak energi karena tubuh mereka tidak dirancang aerodinamis. Walsh bahkan berkata bahwa mereka tampak aneh ketika terbang dan sayap tersebut sebenarnya lebih cocok untuk berenang.

Di samping karena kondisi yang kurang baik, para peneliti juga menulis bahwa berat tubuh dan tingkat metabolisme juga menentukan kecepatan bertukar peran. Burung laut dengan berat tubuh yang lebih rendah dan metabolisme yang lebih tinggi biasanya lebih lambat untuk merapikan rambut pasangannya.

Lalu, berdasarkan penelitian Walsh yang sebelumnya, burung laut yang menuju perceraian juga lebih lambat dalam merapikan rambut pasangannya sehingga waktu ritual yang lebih lama dapat dijadikan pertanda adanya masalah rumah tangga di antara mereka.

Artikel ini sudah pernah tayang sebelumnya di Kompas.com dengan judul Mari Belajar Jadi Orangtua yang Lebih Baik dari Burung Laut