Menggelorakan Sumpah Pemuda di 28 Puncak Nusantara

By , Kamis, 2 November 2017 | 19:45 WIB

Beragam cara dilakukan pemuda Indonesia untuk merayakan dan memaknai Sumpah Pemuda. Ikrar sumpah dibacakan di mana-mana, mulai dari lapangan kecamatan, gedung-gedung instansi pemerintahan, hingga puncak-puncak gunung.

Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda juga tak lepas dari perhatian salah satu merek peralatan aktivitas luar ruang, Eiger, yang membuat acara tertajuk “Ekspedisi 28 Gunung”.

Acara ini bertujuan untuk menjelajah kemegahan 28 gunung di Indonesia yang dianggap sebagai representasi kondisi alam Indonesia.

Anggota "Ekspedisi 28 Gunung" Eiger Adventure Gunung, Djukardi Adriana, Ramon Y. Tungka, Oki Lutfi, Heri Suherman, Guntur Surya Kusuma, dan Muhamad Yana dari National Geographic Indonesia selesai membacakan Sumpah Pemuda bersama dengan kelompok pecinta alam FORPA BESEMAH pagar alam di Puncak Gunung Dempo, yang merupakan puncak tertinggi di Sumatera Selatan dengan ketinggian 3.173 mdpl. (National Geographic Indonesia)

Ke-28 gunung itu adalah:

Sumatera: 1. Kemiri (Aceh), 2. Sibuatan (Sumut), 3. Talang (Sumbar), 4. Kerinci (Jambi), 5. Masurai (Jambi), 6. Dempo (Sumsel), 7. Patah (Bengkulu), 8. Pesagi (Lampung)

Jawa: 9. Pulosari (Banten), 10. Ciremai (Jabar), 11. Slamet (Jateng), 12. Semeru (Jatim), 13. Merapi (DIY)

Kalimantan: 14. Palung (Kalbar), 15. Halau-halau (Kalsel), 16. Beriun (Kaltim)

Sulawesi: 17. Klabat (Sulut), 18. Tambusisi (Sulteng), 19. Rore Katimbu (Sulteng), 20. Gendang Dewata (Sulbar), 21. Mekongga (Sultra), 22. Latimojong (Sulsel)

Kepulauan Sunda Kecil: 23. Rinjani (NTB), 24. Tambora (NTB), 25. Koya koya (NTT), 26. Kelimutu (NTT), 27. Binaiya (Maluku)

Papua: 28. Cartenz

Tim National Geographic Indonesia, Warsono (gunung Latiomojong) dan Muhamad Yana (gunung Dempo) turut serta memeriahkan ekspedisi tersebut.

Ketua Tim Ekspedisi 28 Gunung, Galih Donikara, mengungkapkan bahwa 28 gunung tersebut dianggap mewakili keanekaragaman hayati medan tropis Indonesia, mulai dari barat, tengah, hingga timur.

“Hal ini penting karena hasil akhir nanti adalah sebuah buku yang akan dibagikan kepada masyarakat penggiat alam bebas, khususnya pendaki gunung,” ujar Galih.