Semakin Lama Kita Duduk, Semakin Tinggi Risiko Kematian

By , Senin, 6 November 2017 | 19:00 WIB

Sebuah studi Kanada pada tahun 2012 mendapati bahwa anak-anak yang menonton TV satu jam saja per hari berpeluang 50 persen lebih besar mengalami kelebihan berat badan dibanding mereka yang lebih sedikit menonton TV. (Shutterstock)

Manusia kontemporer membakar jauh lebih sedikit komponen dari total energi mereka melalui aktivitas fisik. Bahkan jika dibandingkan dengan masyarakat yang sangat agraris, tingkat aktivitas fisik kebanyakan orang dewasa tidak ada apa-apanya. Misalnya, sebuah studi memperlihatkan bahwa rata-rata langkah yang diambil dalam populasi Amerika Serikat tidak sampai setengah yang dilakukan di kalangan komunitas Amish Ordo Lama.

Barangkali tidak mengejutkan, penurunan tingkat aktivitas fisik selama beberapa dekade terakhir disebabkan oleh aktivitas fisik non-rekreasional, yakni bekerja. Yang paling mencemaskan adalah penyusutan dramatis aktivitas fisik anak-anak muda dan remaja.

Jika tren evolusioner ini berlanjut, kita menatap masa depan suram.

Menghitung bisa membantu Anda bertahan hidup

Bagaimana membalik tren ini? Begini, dengan asumsi kesehatan optimal menghendaki pasien melakukan aktivitas fisik moderat sampai berat dan menghindari perilaku sedentary berlebihan, solusinya tampaknya lebih bersifat naluriah: banyak bergerak, dan sedikit duduk.

Untuk menghindari duduk sampai mati, Anda bisa mengikuti beberapa strategi sederhana berikut:

  1. Sering-sering mengambil jeda untuk berdiri atau berjalan.

  2. Batasi durasi duduk sampai di bawah 30 menit (terutama saat bekerja).

  3. Lakukan 10.000 langkah atau lebih setiap hari.

  4. Lakukan 150 menit aktivitas fisik moderat hingga berat setiap pekan.

  5. Lakukan latihan beban (kekuatan) dua hari sepekan.

Latihan kekuatan meningkatkan massa otot dan mengistirahatkan metabolisme, meminimalkan pertambahan berat badan dan membantu mencegah osteoporosis.

Walaupun manusia dirancang untuk bergerak, urbanisasi, teknologi dan norma-norma kemasyarakatan menyebabkan stagnasi fisik kita. Kita menjadi makhluk sedentary yang tidak aktif secara fisik. Dan solusinya mungkin sesederhana menghitung.

Saat saya duduk di sini, saya diingatkan oleh telepon seluler saya bahwa 30 menit saya duduk tanpa jeda harus berakhir. Artikel yang saya tulis ini harus disudahi. Saya menyuruh anak 9 tahun saya berhenti bermain video game dan ikut saya beberapa menit di luar. Walaupun dengan berat hati dia setuju dan mulai menyuruh Alexa (kendali via suara) mematikan TV untuknya.

Yah, paling tidak ini sebuah awal.

David Alter, Associate Professor of Medicine and Senior Scientist, Toronto Rehabilitation Institute, University of Toronto

Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.