Kota tua Dubrovnik memiliki jalan raya utama, Stradun, untuk menikmati pemandangan kota - termasuk dinding abad pertengahan, air mancur Onofrio yang indah, Istana Sponza abad ke 16, dan pelabuhan tua yang indah.
8. Melbourne, Australia
Kota terbesar kedua di Australia ini adalah tempat yang kontras, di mana arsitektur bergaya Victoria yang memiliki nilai historis kompak berpadu dengan gedung pencakar langit yang modern. Kita juga bisa menikmati taman-taman kota yang teduh dengan keindahan teluk.
Nikmati pemandangan Yarra River dan tanaman hijau sambil berjalan dari Alexandra Gardens ke Royal Botanic Gardens yang indah.
Baca juga: Eufrazijeva Bazilika, Penanda Keabadian Kota Porec di Kroasia
9. Boston, AS
Boston adalah rumah bagi banyaknya jalan dan jalur yang mengungkap sejarah dan budaya kota yang kaya. Resapi damainya tepi laut Boston dengan berjalan kaki di Harbour Walk. Dengan jarak tempuh lebih dari 40 mil, ini adalah rute yang paling baik dijelajahi tiap bagian, namun pejalan kaki yang melakukannya akan melihat landmark lokal seperti institut seni dan taman Christopher Columbus yang indah.
10. Vientiane, Laos
Berada di sepanjang kelokan Sungai Mekong, ibu kota Laos, Vientiane, adalah kota yang memiliki campuran budaya Prancis dan Laos. Memiliki suasana yang santai, kota ini dinaungi banyak pepohonan dan menggoda untuk disusuri dengan berjalan kaki.
Sayangnya fasilitas tersebut masih sulit ditemukan di Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia. Trotoar yang seharusnya jadi fasilitas umum bagi pejalan kaki, kerap menjadi jalur alternatif bagi pengendara motor menembus kemacetan atau tempat menggelar dagangan.
Baca juga: Backpacker, Ini Dia 10 Kota di Dunia dengan Biaya Termurah untuk Traveling
Di Jakarta, pejalan kaki dan pemilik kendaraan pribadi seolah berada pada kasta yang berbeda. Malah, kini para pejalan kaki dianggap sebagai pemicu kemacetan di kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat.
Artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.com dengan judul 10 Kota Terbaik yang Memanjakan Pejalan Kaki.