Paus Fransiskus dan Jurus Menghapus Kemiskinan

By , Selasa, 14 November 2017 | 11:00 WIB

(Baca juga: Paus Fransiskus Lindungi Bumi Melalui 'Laudato Si)

Di dalam surat yang sama, Paus Fransiskus menyerukan perlunya membangun “visi baru mengenai hidup dan masyarakat” demi melawan berbagai bentuk kemiskinan yang dihasilkan oleh paradigma ekonomi dan politik yang dominan saat ini.

Visi baru inilah yang saat ini sungguh-sungguh langka. Krisis ekonomi datang silih berganti seolah tak mengajarkan apa pun kepada para pengambil kebijakan. Pemerintahan mana pun tentu ingin menghapus kemiskinan tapi suara orang miskin jarang benar-benar didengarkan.

Kerja keras Presiden Joko Widodo menggenjot pembangunan infrastruktur ternyata belum bisa mengurangi jumlah orang miskin yang masih mandeg di angka 27 juta orang per Maret 2017, bahkan naik hampir 7.000 orang bila dibandingkan angka tahun sebelumnya. Sementara indeks ketimpangan kaya-miskin tidak bergerak di kisaran 0,39.

Seorang relawan memberikan ceramah tentang kehamilan dan perawatan bayi baru lahirdi Bangladesh. Perempuan berpendidikan cenderung memiliki anak lebih sedikit, “yang memiliki banyak dampak bagi negara dan rumah tangga. Lebih sulit untuk mengurus lebih banyak anak jika Anda miskin karena harus membiayai makanan, perawatan kesehatan dan pendidikan," kata Sheryl WuDunn. (Foto: Jonas Bendiksen, National Geographic)

Tapi ada kemiskinan yang dipuji oleh Paus, yaitu kemiskinan sebagai “sikap batin yang menghindari melihat uang, karier, dan kemewahan sebagai tujuan dalam hidup dan syarat bagi kebahagiaan kita”. Bagi kebanyakan orang Katolik, mungkin inilah tantangan yang paling konkret dalam hidup sehari-hari.

Baru-baru ini, orang-orang Katolik Jakarta geger karena foto yang beredar di media sosial mengenai satu perkakas ibadah yang konon seharga satu miliar rupiah di sebuah gereja baru. Tidak lama kemudian, seorang pejabat eselon atas beragama Katolik di Kementerian Perhubungan tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi karena diduga menerima suap dengan bukti uang tunai Rp 20 miliar yang disimpan di Mess Perwira Bahtera Suaka Jakarta Pusat.

(Baca juga: Mengapa Paus Fransiskus Tidak Pernah Menonton TV dalam 25 Tahun Terakhir?)

Mengubah sikap batin mungkin lebih sulit daripada mengubah kebijakan. Meski demikian, Paus Fransiskus yakin, perubahan yang mendalam ini akan menghasilkan kebaikan bersama yang sejati.

Benny Hari Juliawan, Lecturer at the Graduate School of Religious and Cultural Studies, Universitas Sanata Dharma

Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.