8.000 Tahun Lalu Manusia Sudah Minum Anggur

By , Selasa, 14 November 2017 | 12:00 WIB

Tidak hanya orang Barat saja yang mengkonsumsi anggur. Di Indonesia, anggur juga dikonsumsi oleh sebagian orang saat merayakan suatu pesta atau ritual keagamaan di Gereja.

Kita tahu, lebih dari 90 persen anggur dibuat di wilayah Eurasia. Anggur kuno dulunya diproduksi di antara Eropa Timur dan Asia Barat.

Dari sini kemudian menyebar ke seluruh dunia. Jumlah anggurnya pun luar biasa banyak. Setidaknya tercatat ada lebih dari 9.000 varietas anggur asli.

Temuan terbaru para arkeolog tentang awal mula anggur diproduksi dipublikasikan di jurnal  Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS). David Lordkipanidze, direktur Museum Nasional Georgia memimpin penelitian ini.

(Baca Juga: Arkeolog Sukses Ungkap Pesan Tersembunyi dari Tembikar Berusia 3.000 Tahun)

Tim gabungan arkeolog dari Universitas Toronto dan Museum Nasional Georgia itu menemukan ,fragmen tembikar berusia 8.000 tahun yang dipercaya menjadi bukti paling awal pembuatan anggur.

Peneliti memperkirakan temuannya berasal dari era awal Neolitikum.

Sebelumnya, mereka menemukan beberapa botol gerabah yang berisi senyawa residu anggur di dua lokasi sebelah selatan ibukota Georgia, Tbilisi.

Tempat pertama adalah Shulaveris Gora, sekitar 50 km dari hilir sungai Kura, dan Gadachrili Gora. Kedua tempat itu berjarak 2 km dari provinsi Kvemo, Kartli, Georgia, sekitar 50 km dari ibu kota Tbilisi.

"Kami percaya, tembikar ini merupakan bukti tertua dari kawasan Eurasia untuk memproduksi anggur," ujar salah satu tim peneliti senior Stephen Batiuk yang berasal dari Universitas Toronto, dikutip dari BBC News, Selasa (14/11/2017).

Dalam abstrak jurnal tersebut, ditulis bahwa anggur merupakan kebudayaan yang berasal dari Barat.

Fungsinya untuk obat, bersosialisasi, zat pengubah pikiran, untuk kegiatan ritual keagamaan, farmasi, masakan, dan komoditas bernilai tinggi bagi masyarakat kuno di kawasan geografis Asia Barat.

Antropolog Patrick McGovern dari Universitas Pennsylvania, yang ikut bergabung dalam penelitian ini mengatakan sudah sejak lama orang Georgia percaya bahwa anggur berasal dari wilayahnya.