Indonesia Resmi Bangun Rumah Sakit di Wilayah Konflik Rakhine

By , Selasa, 21 November 2017 | 16:00 WIB

Kementerian Luar Negeri RI mulai membangun rumah sakit Indonesia di Myaung Bwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Pembangunan rumah sakit itu resmi dilakukan pada Minggu (19/11/2017).

Rumah sakit ini adalah wujud sumbangan masyarakat Indonesia untuk warga Rakhine. Rumah sakit itu ditargetkan selesai pertengahan tahun depan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan pembangunan rumah sakit ini menghabiskan dana 1,8 juta dolar AS. Biaya itu disediakan hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dengan masyarakat Indonesia termasuk PMI, berbagai LSM dan sektor swasta.

Pembangunan rumah sakit itu akan melibatkan tenaga kontraktor lokal dan bahan-bahan material yang diadakan dari daerah sekitar di Myanmar dengan tujuan membantu meningkatkan peluang ekonomi masyarakat lokal selain menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap rumah sakit ini.

(Baca juga: Ketahui Alasan Kelompok Rohingya Nekat Mengungsi)

"Setelah selesai dibangun, Rumah Sakit Indonesia tersebut akan secara inklusif, tak memandang latar belakang, suku maupun agama, bagi seluruh masyarakat setempat," kata Arrmanatha seperti dikutip dari Antaranews.com.

Peletakan batu pertama ini menandakan dimulainya pembangunan tahap kedua pembangunan akomodasi staf medis dan tahap ketiga pembangunan gedung utama.

Tahap pertama pembangunan untuk pemetaan dan konstruksi pagar sebelumnya telah selesai sejak September 2017.

Tanpa kehadiran Menlu

Berdasarkan siaran pers Kementerian Luar Negeri, peresmian rumah sakit itu dilakukan tanpa dihadiri Menteri Luar Negeri Retno Marsudi karena tak ada jaminan keamanan yang diberikan militer Myanmar.

Alhasil, peresmian yang ditandai dengan peletakan batu pertama dilakukan oleh  Duta Besar RI untuk Myanmar Ito Sumardi dan menteri urusan Rakhine, perwakilan kementerian kesehatan Myanmar, perwakilan MERC, tokoh masyarakat setempat dan masyarakat agama Budha dan Islam.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi batal menghadiri acara ini karena imbauan dari pemerintah Myanmar yang menyebut lokasi pembangunan rumah sakit Indonesia berada di wilayah utara Rakhine yang dipandang rawan.

Pemerintah Myanmar tidak bisa memberikan pengamanan optimal sesuai standar untuk tamu resmi pemerintah setingkat menteri mengingat pasukan keamanan Myanmar sedang difokuskan menjaga pertemuan tingkat menteri Asia-Eropa di Naypyidaw yang juga dihadiri Retno.