Ketika Bumi Makin "Menyala" di Malam Hari Karena Polusi Cahaya

By , Senin, 27 November 2017 | 14:00 WIB

Di banyak bagian di Asia, Afrika dan Amerika Selatan, penggunaan pencahayaan buatan di malah hari, semakin meningkat.

Baca juga: Peneliti Kembangkan Atlas Global Polusi Cahaya

Karena biayanya murah dan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat, semakin banyak tempat memasang pencahayaan luar ruangan, menurut para ilmuwan. Selain itu, pengembangan daerah-daerah pemukiman semakin merambah ke kota-kota yang lebih jauh. Di negara-negara berkembang, daerah-daerah pinggiran dari kota-kota utama, semakin terang benderang dengan lebih cepat, kata Kyba.

Asosiasi Langit Gelap Internasional atau International Dark-Sky Association, yang bermarkas di Tucson, Arizona, telah berdasawarsa menyoroti bahaya pencahayaan malam buatan.

Kyba dan rekan-rekannya menyarankan sebisa mungkin menghindari penggunaan lampu-lampu yang menyilaukan mata, dan memilih lampu bercahaya kuning ketimbang menggunakan lampu LED bercahaya putih.

Penggunaan cahaya juga seefisien mungkin untuk menerangi tempat-tempat seperti lapangan parkir atau jalan-jalan kota. Misalnya, cahaya temaram yang sangat dekat cenderung memberikan jarak pandang yang lebih baik, ketimbang menggunakan lampu terang yang cahayanya menyebar luas.

Artikel ini sudah pernah tayang di voaindonesia.com. Baca artikel sumber.