Penemuan lainnya adalah keberadaan halo hidrogen yang terang di sekeliling galaksi-galaksi yang ada di alam semesta dini. Halo tersebut ditemukan berada di sekeliling 193 galaksi yang memancarkan cahaya Lyman-alpha. Penemuan ini sekaligus membuktikan kalau halo ternyata umum ditemukan pada pemcancar Lyman-alpha dengan pergeseran merah yang besar.
(Baca juga: Astronom Temukan Gugusan Galaksi Kerdil dari Awal Alam Semesta)
Selain itu, para astronom juga meneliti seberapa besar terjadinya penggabungan antar galaksi di masa awal alam semesta. Untuk galaksi dengan pergseran merah yang besar, tingkat penggabungan antar galaksi semakin menurun dibanding galaksi dengan pergeseran mereah yang lebih kecil. Jika dilihat dari massa galaksi, maka galaksi masif akan banyak mengalami pernggabungan pada pergeseran merah kecil (~ z=1,5), dan untuk pergeseran merah z > 3, galaksi yang sangat masif justru tidak banyak bergabung.
Untuk galaksi redup yang diamati, populasinya merupakan bintang muda dengan kandungan unsur berat yang rendah dan debu yang juga sedikit. Selain itu, pergerakan bintang di alam semesta dini dan peran galaksi-galaksi redup saat reionisasi kosmik yang dimulai 380000 tahun setelah Dentuman Besar, juga jadi bagian dari penelitian Roland Bacon dan tim.
Penemuan ini masih merupakan permulaan dari berbagai cerita lain yang bisa disingkapkan dari seluruh galaksi tersebut. Angin galaksi, pembentukan dan evolusinya akan jadi cerita menarik untuk memahami galaksi maupun pembentukan bintang.
Artikel ini pernah tayang di langitselatan.com dengan judul 72 Galaksi Baru Dalam Pengamatan MUSE