Para Ilmuwan Khawatir dengan Gunung Es Raksasa di Antartika yang Mencair

By , Jumat, 8 Desember 2017 | 09:00 WIB

Para peneliti telah merilis animasi terbaru yang menggambarkan disintegrasi gunung es di Antartika yang luasnya empat kali dari ukuran Manhattan. Animasi tersebut diluncurkan dua bulan yang lalu, dan saat ini, fragmen gunung es semakin mengecil.

Patah menjadi beberapa bagian

Gunung es, yang mencakup wilayah berukuran 267 kilometer persegi, terpisah dari gletser di Antartika Barat pada September lalu. Ia diperkirakan akan hanyut ke Samudra Selatan sebelum patah.

Namun, hal itu tidak terjadi. Potongan es yang tidak stabil, terhalang oleh lapisan laut es yang tebal, sehingga perpecahan pun terjadi hanya beberapa kilometer dari gletser yang ditinggalkannya.

Rekahan gunung es (ESA/BAS)

Sesuai dengan animasi di atas -- dihimpun dari pengamatan yang diambil oleh satelit Copernicus Sentinel-1 milik European Space Agency -- gunung es terbagi menjadi beberapa pecahan yang bervariasi sejak 26 September.

Para ilmuwan mengatakan, meskipun proses patahnya gunung es tersebut terlihat biasa saja, tapi kenyataannya tidak. "Apa yang kita saksikan sangat mengkhawatirkan," ujar Robert Larter, ahli geofisika laut dari British Antartic Survey.

"Saat ini, kami sedang melihat perubahan dalam proses pemisahan lapisan es. Selama 68 tahun, yang kami lihat adalah satu retakan gunung es besar yang meninggalkan gletser dan menuju tempat yang sama," paparnya.

(Baca juga: Gletser di Pegunungan Alpen Meleleh, Jasad Pasangan yang Hilang Selama 75 Tahun Ditemukan)

Namun, berbeda dengan peristiwa tersebut, yang terjadi justru lapisan es patah menjadi beberapa bagian. Semakin menipisnya gletser menimbulkan ketakutan para ilmuwan. Ini dianggap sebagai bukti ketidakstabilan struktural di era baru.

"Perubahan ini mungkin merefleksikan bahwa ceruk-ceruk yang berada pada lapisan es meningkatkan pengaruh pada jarak dan pola pemisahan es sebagai akibat dari penipisan yang telah terjadi selama beberapa dekade terakhir," paparnya.      

Dampak buruk                                             

Tanda ini bisa meramalkan kegelisahan terkait gletser Pine Island, yang menyumbang sekitar seperempat kerugian es di Antartika (diperkirakan 40 juta ton es setiap tahunnya).

Ini setara dengan satu milimeter kenaikan permukaan air laut setiap delapan tahun sekali. Mungkin tidak terdengar terlalu mengejutkan. Namun, jika seluruh gletser di Pine Island mencair, kita akan menghadapi kenaikan permukaan air laut setinggi 50 sentimeter secara global.