Bertemu Dinosaurus Raksasa yang Menghuni Afrika Selatan 200 Juta Tahun Lalu

By , Kamis, 14 Desember 2017 | 12:00 WIB

Nama spesies baru ambrokholohali diberikan untuk mengidentifikasi jejak kaki khusus ini. Nama ini untuk menghormati Profesor Emeritus David Ambrose, yang sekarang pensiunan profesor dan merupakan Kepala Research Fellow di Universitas Nasional Lesotho, atas catatan detailnya tentang jejak warisan fosil di dalam Roma.

Kami sedang mengikuti langkah Ambrose, mencoba merelokasi salah satu tempat yang dicatatnya, ketika kami menemukan jejak megatheropoda yang baru saja terekspos.

Bagian akhir nama tersebut, kholohali, berasal dari dua kata Sesotho: “kholo” yang berarti besar, luas atau hebat, dan “hali” yang berarti banyak atau sangat. Ini untuk menggambarkan betapa besarnya ukuran dinosaurus itu.

Ukuran itu penting

Predator berkaki dua yang utama selama Mesozoikum (“Era Dinosaurus”) yakni dinosaurus theropoda besar. Mencakup Allosaurus (dari Jurassic akhir) dan Tyrannosaurus (Zaman Kapur Akhir). Namun di awal Mesozoikum, dinosaurus theropoda umumnya relatif kecil (panjang tubuh 3–5 m). Bentuk theropoda yang betul-betul besar baru muncul sekitar 100 juta tahun lalu, pada masa Jurassic Akhir dan Zaman Kapur Awal.

Mengingat hal ini, penemuan baru akan jejak besar mengagumkan ini memperluas rentang ukuran tubuh theropoda di Awal Jurassic pada permulaan diversifikasi mereka. Namun, mengapa theropoda ini berukuran jauh lebih besar daripada apa pun di sekitar mereka saat itu? Sebuah jawaban bisa terletak pada waktu evolusi mereka.

Jejak megatheropoda muncul setelah berakhirnya Triasik kejadian kepunahan massal. Kejadian kepunahan massal ini merupakan hasil dari krisis biotik yang secara signifikan mempengaruhi binatang, baik di darat maupun laut. Krisis biotik menyebabkan kompetitor utama dinosaurus therapoda hilang sepenuhnya. Memenangkan pertarungan, digandakan dengan perubahan pada komposisi ekosistem, mungkin memberikan dinosaurus therapoda “kekuasaan bebas” untuk mendominasi daratan Awal Jurrasic dan sumber daya.

Kemungkinan pemicu lain untuk ukuran tubuh therapoda yakni meningkatnya ukuran dinosaurus herbivora – seperti Highland Giant sauropodomorph – pada daratan purba yang sama.

Sangat mungkin bahwa kedua faktor tadi menyebabkan theropoda di Afrika bagian selatan bisa berevolusi menjadi berbagai bentuk dan jumlah yang demikian banyak. Namun ini adalah pertanyaan yang tidak bisa kami jawab secara meyakinkan.

Jejak kaki raksasa, tapi tetap saja belum ada fosil

Bukti fosil tubuh untuk dinosaurus therapoda di Afrika bagian selatan sangat sedikit. Untungnya, jejak kaki yang mereka tinggalkan tidak. Dengan mempelajari ini dan jejak-jejak lain serta catatan fosil tulang, para ilmuwan untuk sementara bisa mengaitkan jejak kaki dengan pembuat jejak yang potensial.

Untuk saat ini, kami tidak memiliki materi fosil tubuh yang cocok dengan jejak kaki K. ambrokholohali. Semoga kami segera menemukan jejak kaki yang lebih tidak biasa, dan dari sana, fosil tubuh yang akan membantu menambahkan pemahaman kami mengenai dunia purba yang rumit.

Lara Sciscio, Postdoctoral Research Fellow in Geological Sciences, University of Cape Town

Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.