Harimau Tasmania terakhir diketahui mati di penangkaran Kebun Binatang Hobart.
Para ilmuwan menemukan, genetika hewan tersebut lebih dekat dengan sesama marsupial Australia, Tasmanian devil (Sarcophilus harrisii), dibandingkan dingo (anjing asli Australia) yang berbagi ciri fisik yang mirip.
Kemiripan fisik dua hewan tersebut adalah contoh terbaik dari apa yang oleh para ilmuwan disebut "evolusi konvergen". Artinya, kedua hewan yang berhubungan jauh tersebut berevolusi untuk terlihat serupa dengan beradaptasi pada lingkungan yang sama.
Dalam kasus harimau Tasmania dan dingo, kepala dan tubuh mereka berkembang dengan cara yang sama karena teknik berburu mereka. Oleh karena itu, harimau Tasmania sering kali dikenal sebagai anjing karena penyimpangan genetis pada 160 juta tahun lalu.
"Ketika kita melihat dasar evolusi konvergen ini, kami menemukan bahwa sebenarnya bukan gen itu sendiri yang menghasilkan tengkorak dan bentuk tubuh yang sama, namun daerah kontrol di sekitar mereka yang 'menghidupkan dan mematikan' gen pada tahap berbeda dalam pertumbuhan," ujar Pask.
"Ini mengungkapkan keseluruhan pemahaman baru tentang proses evolusi. Sekarang kita dapat mengetahui genom ini untuk membantu memahami bagaimana dua spesies berkumpul pada tampilan yang sama, dan bagaimana proses evolusi bekerja," tutupnya.
Artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber.