TRIPONYU, Aplikasi Tur Penghubung Wisatawan dan Penduduk Lokal

By National Geographic Indonesia, Minggu, 17 Desember 2017 | 15:00 WIB

Harga Tur TRIPONYU

Mengenai harga, penduduk lokal juga menentukan tarif sendiri. Harga yang dibebankan per orang sudah meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan selama tur, termasuk makan atau makanan ringan di restoran lokal yang menyajikan masakan rumahan, mengikuti pelajaran tari tradisional dengan anak-anak kampung, atau membantu pengrajin lingkungan melalui lukisan batiknya. Keunikan dari tur berbasis komunitas yang biasanya berlangsung 5 jam ini adalah bahwa mereka menampilkan banyak aspek lokal (warisan, adat istiadat, dan kearifan) yang biasanya diabaikan oleh tur konvensional.

Baca juga: Jarang Dipedulikan, Lamun Ternyata Membantu Menghadapi Perubahan Iklim

Dengan merancang keseluruhan paket wisata itu sendiri, termasuk harga untuk setiap peserta, penduduk lokal yang sebelumnya hanyalah penonton industri pariwisata, kini telah menjadi pemain aktif. Keikutsertaan mereka telah memperkaya pemandangan wisata Solo dan provinsi Jawa Tengah secara keseluruhan.

Tuan rumah lokal yang memprakarsai paket tur ini mendapatkan keuntungan maksimal, karena mereka mendapatkan sekitar 93% dari semua penjualan. Jadi, jika tur ditawarkan dengan harga US $10 per orang di situs TRIPONYU (harga rata-rata untuk kebanyakan tur), maka dengan sepuluh peserta (jumlah maksimum per kelompok), “Teman” lokal mendapatkan $93 dan $7 masuk ke TRIPONYU.

Aplikasi TRIPONYU yang tersedia gratis di internet telah membawa manfaat langsung bagi kemakmuran ratusan keluarga di dalam maupun sekitar Solo. Pengalaman wisata yang ditawarkan tidak hanya unik, tetapi juga melestarikan warisan masyarakat, pemandangan lingkungan, dan rasa kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakat lokal saat mereka yakin akan apa yang akan terjadi di masa depan. Hal ini sesuai dengan visi TRIPONYU: pariwisata harus diatur sedemikian rupa untuk membawa kesejahteraan bagi banyak orang.