Bayangkan tumpukan limbah produk seberat 176 pon (80 kilogram) dengan baterai atau steker di ruang tamu Anda. Sebanyak itulah rata-rata limbah rumah tangga di Amerika selama empat kali buangan setiap tahun.
Menurut data terakhir yang tersedia pada Rabu, 13 Desember 2017 silam, seiring pendapatan meningkat dan harga turun, tumpukan limbah elektronik juga semakin menggunung, mencapai 44,7 juta metrik ton (Mt) pada 2016 di seluruh dunia.
Limbah elektronik tersebut termasuk kulkas tua, perangkat televisi, penyedot debu, pengering rambut, telepon genggam, komputer, dan masih banyak lagi. Jumlah tersebut akan mengisi 1,23 juta truk beroda 18 (40 ton), yang bila “dicecerkan” dapat memiliki jarak sejauh pulang-pergi New York-Bangkok.
Baca juga: Benarkah Kopi Menyebabkan Kanker? Ini Menurut Sains
Gunung limbah elektronik ini diperkirakan akan meninggi 17 persen lagi pada tahun 2021, hingga mencapai 52,2 juta metrik ton. Menurut “The Global E-waste Monitor 2017” yang diterbitkan pada Rabu, 13 Desermber 2017, hal ini menjadikan limbah elektronik sebagai bagian yang paling cepat berkembang dari seluruh aliran limbah domestik dunia. Monitor tersebut merupakan upaya kolaborasi dari United Nations University (UNU), International Telecommunication Union, dan International Solid Waste Association.
Pada tahun 2016, rata-rata limbah elektronik dunia adalah 13,5 pon (6,1 kilogram) per orang, atau untuk empat keluarga yaitu sebesar 54 pon (24,5 kilogram). Rata-rata tersebut 3,3 kali lebih rendah dari rata-rata keluarga Amerika/Kanada.
Menara TV
Apa yang terjadi pada semua TV tabung besar yang digantikan layar datar? Hal itu tergantung pada di mana Anda tinggal. Di Amerika Serikat, sekitar 70 persen TV tabung besar dikumpulkan secara terpisah, meskipun beberapa negara bagian melakukan hal yang lebih baik dari itu.
Beberapa TV lama didaur ulang di dalam negeri. Namun, beberapa diantaranya diekspor ke Meksiko, Cina, dan Nigeria. Barang elektronik seperti TV, laptop, printer, dan sebagainya dianggap limbah berbahaya (karena sering mengandung logam berat beracun seperti timbal dan merkuri).
Ada larangan ekspor internasional berdasarkan Konvensi Basel, tetapi Amerika Serikat tidak meratifikasi ini. Hal tersebut telah meninggalkan pengangkutan limbah bekas di luar negeri yang merupakan praktik kontroversial.
Sekitar 30 persen limbah elektronik di Amerika Serikat ditimbun, dibakar, didaur ulang secara informal, diekspor untuk dibuang, atau ditinggalkan di suatu tempat. Itulah nasib 80 persen limbah dunia pada 2016, menurut Monitor.
"Kami membuang setidaknya 55 miliar dolar pada bahan yang dapat dipulihkan dengan tidak mendaur ulang semua limbah itu," kata Vanessa Gray dari International Telecommunication Union, dalam sebuah wawancara.
Bahan yang dapat dipulihkan ini meliputi emas, perak, tembaga, coltan, platinum, paladium, dan logam bernilai tinggi lainnya. Jika semua logam dipulihkan dari 100.000 telepon, mereka akan menghasilkan sekitar 5,3 pon (2,4 kilogram) emas, lebih dari 1.984 pon (900 kilogram) tembaga, 55 pon (25 kilogram) perak, dan masih banyak lagi. Nilainya dapat mencapai sekitar 250.000 dolar dari logam, tergantung pada harga saat ini.