Trik Pemasaran yang Membuat Kita Terus Berbelanja Saat Natal

By , Rabu, 20 Desember 2017 | 19:00 WIB

Banyak orang memandang ilmu marketing alias pemasaran sebagai sebuah bentuk manipulasi, terutama menjelang Natal dan hari raya lainnya seperti: Paskah, Valentine, Hari Ibu, juga Hari Ayah.

Tapi para ahli pemasaran tidak sekadar mengakali pembeli. Lebih dari itu, mereka juga memahami dan memanfaatkan kekurangan bawaan manusia.

Berbekal begitu banyak riset psikologi dan sosiologi, mereka secara terselubung memberi kita izin untuk membeli, serta tidak berpikir masak-masak mengapa kita membeli barang itu.

Tidak berpikir di setiap waktu adalah cara paling efisien bagi kita dalam menjalani hidup. Berhenti berpikir itu menghemat tenaga, sehingga kita bisa hidup lebih mudah dengan merespon kecenderungan psikologis, norma sosial, dan ketidaksempurnaan kognitif umum kita.

Berikut ini beberapa kekurangan manusia yang dimanfaatkan pemasar untuk mendorong kita berbelanja.

Efek kelangkaan

Teori kelangkaan mengatakan, bila kita menganggap langka suatu benda tertentu, atau hanya tersedia dalam waktu singkat, kita akan lebih memikirkan benda itu. Hari Natal memiliki tenggat yang ketat, sehingga kita tak mampu menunda keputusan membeli.

Kelangkaan mempengaruhi kemampuan kita untuk berpikir jernih dalam membuat keputusan, dan meningkatkan kesan kita bahwa suatu tawaran akan segera berakhir. Kita merasa ketinggalan jika tidak mengambil bagian dalam ritual Natal.

Di tahun 2017? Tidak juga.

Kota Melbourne, misalnya, memiliki promosi tahunan “Shop the City” pada minggu pertama bulan Desember. Di situ, toko-toko besar menawarkan potongan harga yang hanya berlaku sehari.

Banyak toko juga menawarkan harga murah khusus Natal atau paket kado, sering kali dengan “potongan harga” (yang juga “menggandakan” efek kelangkaan). Semua ini mendorong kita merespon efek kelangkaan dan merasakan sebuah keharusan untuk membeli barang yang biasanya kita abaikan.

(Baca juga: Natal dan Tahun Baru di Indonesia Akan Diwarnai Cuaca Buruk)

Ingat, Natal bukanlah satu-satunya kesempatan untuk menunjukkan kepada orang lain seberapa sayang Anda pada mereka, atau menghabiskan waktu bersama keluarga.

Anda dapat membelikan hadiah untuk orang-orang kesayangan Anda kapan saja! Yang dilakukan pemasar sesungguhnya adalah memanfaatkan kecenderungan Anda untuk menghargai kelangkaan di tengah situasi pembenaran sosial untuk mendorong Anda agar berperilaku tertentu.