Ketika Para Peneliti Membuka Segel Makam yang Diduga Milik Yesus

By , Rabu, 20 Desember 2017 | 18:00 WIB

Saat itu, 26 Oktober 2016 mungkin menjadi sebuah malam yang sangat berkesan bagi tim konservasi, National Technic University of Athens. Mereka melanjutkan penyelidikan terhadap sebuah situs yang diduga sebagai tempat tubuh Yesus Kristus dibaringkan.

Makam kuno itu telah termakan waktu selama berabad-abad, sehingga mengalami banyak kerusakan besar dan juga mengalami rekonstruksi di sekitar Church of the Holy Sepulchre atau Gereja Makam Kudus di Kota Tua Yerusalem.

Tempat yang menjadi situs paling dihormati bagi umat Kristiani ini berada di atas rak batu kapur atau tempat penguburan yang dipahat dari dinding gua. Hingga kemudian sekitar tahun 1555, atau mungkin jauh lebih awal, situs ini ditutup dengan marmer untuk mencegah adanya "pencurian" terhadap batu asli dari situs ini sebagai suvenir ataupun sebagai kenangan pribadi.

Ketika marmer untuk pertama kalinya dikeluarkan pada 26 Oktober malam, tim konservasi dari National Technic University of Athens  menemukan hanya terdapat satu lapisan yang berada di bawahnya. Para peneliti terus melanjutkan pekerjaan mereka tanpa berhenti selama 60 jam hingga sebuah lapisan batu lain dengan ukiran salib terlihat. Pada 28 Oktober malam, hanya beberapa jam sebelum kuburan tersebut disegel kembali, batu asli tempat tidur makam terungkap seutuhnya.

(Baca juga: Inikah Rumah Yesus?)

“Saya benar-benar takjub. Lutut saya gemetar sedikit karena saya tidak berharap akan mengalami ini,” kata Fredrik Hiebert,  seorang arkeolog dari National Geographic. “Kita memang belum yakin seratus persen. Namun, yang tampak ialah bukti bahwa lokasi dari makam ini tidak bergeser dari waktu ke waktu, satu hal yang membuat para ilmuwan bertanya-tanya selama beberapa dekade.”

Selain itu, para peneliti menegaskan bahwa keberadaan gua batu kapur yang asli dalam abad ke-18 Edicule atau tempat yang suci adalah batu yang sama digunakan untuk membungkus makam tersebut.

Pembersihan puing-puing yang berada di bawah lempengan marmer yang rusak untuk memperlihatkan permukaan batu asli tempat yang dianggap sebagai tempat pemakaman Yesus. (Oded Balilty, AP untuk National Geographic)

“Ini adalah batu suci yang telah dihormati selama berabad-abad, namun baru sekarang dapat benar-benar dilihat,” kata Antonia Moropoulu seorang Chief Scientific Supervisor Professor yang mengarahkan konservasi dan restorasi Edicule.

Benarkah Ini Adalah Makam Yesus?

Secara arkeologis, mungkin bisa dikatakan bahwa makam yang terekspos di dalam Gereja Makam Kudus adalah situs permakaman milik seorang Yahudi yang mengenal Yesus dari Nazareth. Terdapat sebuah bukti tidak langsung, yang menunjukkan bahwa ada tengara di situs tersebut yang diberikan oleh perwakilan Kaisar Romawi Constantine pada 300 tahun kemudian. Mungkin identifikasi ini dapat dikatakan salah satu yang paling masuk akal.

Catatan paling awal tentang permakaman Yesus berasal dari Injil Kanonik, yakni buku pertama dari Perjanjian Baru yang diyakini telah disusun beberapa dekade setelah penyaliban Yesus. Mungkin sekitar 30 Masehi. Meskipun terdapat  variasi dalam perincian, catatan tersebut secara konsisten menggambarkan bagaimana Yesus dimakamkan di sebuah batu milik Yusuf dari Arimatea, seorang Yahudi kaya pengikut Yesus.

Para arkelog telah mengidentifikasi lebih dari seribu batu makam serupa di sekitar wilayah Yerusalem, kata seorang arkeolog National Geographic, Jodi Magness. Setiap makam dari makam keluarga ini terdiri dari satu atau lebih ruang pemakaman dengan relung panjang yang dipotong  untuk menopang tubuh seseorang.

Seorang Konservator membersihkan permukaan lempengan batu yang dihormati sebagai tempat peristirahatan terakhir Yesus Kristus. (Oded Balilty, AP untuk National Geographic)

Di Luar Tembok Kota