Namun, Profesor Williams juga menekankan batasan pada jenis penelitian seperti ini.
“Poin kuncinya adalah ‘mungkin berkontribusi’. Cedera otak tidak menjadi penyebab utama tindak kriminal. Studi spesifik ini tidak bisa langsung menerapkan sebab akibat,” tambahnya.
Menurut para peneliti, studi terkontrol dengan jumlah partisipan yang lebih banyak diperlukan untuk benar-benar menemukan kesimpulan terkait cedera otak dan kriminalitas.
Dr. Darby mengaku, meskipun bisa membantu ilmuwan untuk memahami bagaimana cedera otak berkontribusi pada perilaku kriminal, namun hasil penelitiannya ini masih terbatas.
Ia menekankan bahwa faktor genetis, lingkungan dan sosial juga sangat krusial. Cedera otak bukan satu-satunya alasan seseorang melakukan kejahatan.
Menurut dr. Darby, studinya ini bukan untuk menjawab pertanyaan, tapi membawa masalah ini ke permukaan.